JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Ketua Umum PPP Romahurmuziy mengklaim bahwa dirinya tidak pernah membohongi Mahfud MD sebagai Cawapres yang pasti akan dipilih Presiden Jokowi.
Romy, sapaan akrabnya, juga mengaku tidak tahu menahu siapa yang menyuruh Mahfud hadir di dekat lokasi Presiden mendeklarasikan cawapres-nya di Menteng, Jakarta Pusat, pada 9 Agustus lalu.
Pernyataan Romy ini menanggapi kesaksianmantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Prof. Mahfud MDdi acaratalkshowILC TV One,(14/08/18) malam, perihal konspirasi penjegalan pencawapresannya yang dimotorielite PBNU, PKB dan PKB.
Mahfud bahkan blak-blakan mengaku tersinggung dengan ucapan Romy yang mengatakan tidak ada yang menyuruh Mahfud ukur baju, padahal sehari sebelumnya Romy mengatakan pilihan kepada Mahfud telah final.
Mahfud juga menjelaskan bagaimana kronologi utuh proses tersebut direncanakan serta dieksekusi dengan “dingin” dan profesional sehingga tampil seakan normal dan secara etik, legal, dan politik dapat diabsahkan.
"Jujur saya tidak tahu siapa yang menyuruh Pak Mahfud atau mengarahkan Pak Mahfud untuk datang sore itu di restoran dan saya juga tidak tahu siapa yang memerintahkan beliau mengukur baju,"kata Romy kepada wartawan di Jakarta, Rabu (15/8/2018).
"Saya maklum namanya orang kecewa, tetapi yang terjadi dalam persepsi netizen adalah seolah-olah terjadi PHP (bahasa slang: pemberi harapan palsu)," katanya.
"Sehingga saya sampaikan spontan saja bahwa memang tidak ada perintah itu karena saya tidak tahu sampai saat itu," jelas Romy.
"Ketersinggungan Pak Mahfud itu karena apa yang saya sampaikan di media kemudian, setelah pengambilan keputusan, berbeda dengan apa yang disampaikan kepada Pak Mahfud," ujarnya.
"Namanya politik itu berubah setiap saat. Seperti yang saya katakan bahwa sejak awal belum pernah ada keputusan final tentang siapa calon wakil presiden," ungkap Romy.
Romy juga membantah bahwa Presiden Jokowi mendapat tekanan dari sejumlah petinggi Nahdlatul Ulama dan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar sampai akhirnya memilih Ma'ruf Amin sebagai cawapres.
"Presiden menegaskan beliau tidak dalam perasaan terintimidasi oleh siapa pun, tidak dalam perasaan tertekan oleh siapa pun di dalam proses pengambilan keputusan tentang calon wakil presiden," kata Romy.
Kemudian dia memaparkan bahwa dalam rapat para ketua umum partai politik pendukung Jokowi pada 23 Juli, Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri mengingatkan para mitranya bahwa menurut konstitusi, wakil presiden adalah pembantu presiden.
"Karena dia pembantu presiden maka hak prerogatif tentang pemilihan siapa calon wakil presiden sepenuhnya berada di tangan presiden, dan kami para ketua umum menghormati itu," pungkasnya. (Alf)