JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Jakarta Raya meminta Komisi Pemberantadan Korupsi (KPK) serius mengusut kasussuap Pembangkit Listrik PLTU Riau 1.
Mereka meminta KPK mengusut tuntas aliran dana yang menjerat tersangkaAnggota DPR RI Erni Saragih dan Johanes Kotjo yang terjaringOperasi Tangkap Tangan (OTT) beberapa waktu lalu.
"Kami BEM se-Jakarta Raya mendesak KPK mengembangkan dugaan keterlibatan Direktur PLN Sofyan Basir yang kami anggap sebagai titik sentral dari kasus ini," kataKoordinator Aksi, Okta Chandra usaimenggelar unjuk rasa di kantor KPK, Jakarta, (23/8/2018).
Okta menegaskan, mahasiswa se-Jakarta Raya berkomitmen untuk terus mengawal proses pemerintahan yang bersih, bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN).
Dia mengaku konsisten dalam garis perjuangan untuk mengawasi setiap kebijakan-kebijakan strategis Pemerintah.Hal ini, merupakan bentuk komitmen mahasiswa dalam mendukung pemerintahan Jokowi-JK untuk menciptakan kemandirian energi demi mewujudkan Indonesia yang maju dan berdikari sebagaimana Nawacita Jokowi.
"Mengingat beberapa kunjungan kenegaraan Presiden Jokowi, selalu menegaskan bahwa sistem tata kelola administrasi badan Perusahaan Negara Indonesia harus mengedepankan prinsip-prinsip Good Corporate Governance yang transparansi, akutanbilitas, dan independensi serta jauh dari praktek-praktek Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN)," jelas Okta.
Menurutnya, pengurus BEM se-Jakarta Raya tentu mengapresiasi KPK atas OTT terhadap saudari Erni Saragih dan Johanes Kotjo atas dugaan kasus suap Pembangkit Listrik PLTU Riau 1.
"BEM se-Jakarta Raya akan terus mendukung KPK membongkar tuntas kasus dugaan korupsi tersebut. Segera tangkap mereka yang diduga ikut terlibat," pungkasnya. (Alf)