Ini catatan saya dari interaksi selama menjadi Honorary Guest Professor di Zhejiyang University of Technology di Hangzhou. Universitas Industry nomor satu di China.
Berikut catatan itu:
1. Persepsi negatip kita tentang China. Sebab utamanya karena kesenjangan sosial antara etnis china di Indonesia dengan WNI. Kita tidak bisa memahami bahwa etnis China di Indonesia tidak mewakili kepentingan Republik Tiongkok. Mereka punya kepentingan beda.
2. Teori komprador yang dikembangkan ketika aktivis pergerakan melawan Suharto kini telah menjadi paradigma. Selanjutnya, menjadi kecurigaan yang terus menguat. Arus ini tidak mudah untuk dilawan
3. Tiongkok merupakan negara yang memiliki cadangan kapital besar. Bank Sentral China, misalnya, punya duit jauh lebih besar dari IMF. Dengan demikian, dia bisa menjadi sumber finansial.
Namun, kita masih takut berutang ke Bank Sentral China. Kita takut implikasi yang mungkin muncul di belakang hari. Ada persepsi bahwa utang bisa mejadi wahana pengambilalihan asset yang kita miliki jika tak sanggup bayar ketika jatuh Tempo.
Di sisi lain, saat ini politisi Tiongkok lebih pragmatis. Mereka akan memilih Siapa yang menang. Itu yang saya tahu ketika ngobrol dengan mereka.(*)
TeropongKita adalah media warga. Setiap opini/berita di TeropongKita menjadi tanggung jawab Penulis
Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.
tag: #cina