JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah mempertanyakan keseriusan pemerintah dalam menangani anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Diketahui, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terus melemah, pantauan di sejumlah spot antar sudah menyentuh angka Rp 15.000 yakni pada level Rp 15.100 per dolar AS, pada Selasa (4/9/2018) pukul 15.13 WIB.
Angka tersebut terpantau lewat laman Bank BCA. Pun demikian di beberapa Bank juga memperlihatkan kurs rupiah terus merosot berkisar di angka Rp14.900 per dolar AS.
"Saya kira, salah satu masalahnya adalah ketidakpastian hukum dan kepemimpinan pak Jokowi," ujar Fahri di Jakarta, Selasa (4/9/2018).
Menurutnya, perombakan menteri oleh Presiden Jokowi ternyata tidak akan mampu mendongkrak posisi rupiah.
"Udah enggak (pengaruh). Ini orang sudah menyasar Pak Jokowi. Ini ekonomi sudah menyasar Pak Jokowi, enggak nyasar tim. Menyasar ke Pak Jokowi! Karena Pak Jokowi ini sumber ketidakpastian. Kepemimpinannya tidak memberi kepastian ke mana-mana,” ucap Fahri.
Dalam hal ini, Fahri juga menilai Jokowi tidak dapat mengatur jajaran menterinya. Bahkan, menteri ekonomi Jokowi terlihat bergerak tanpa koordinasi.
"Melemahnya rupiah ini penilaian pasar terhadap Pak Jokowi, bukan tim ekonomi. Tim ekonomi sudah beres, dianggap ini sudah selesai. Udah enggak bisa lagi," ujarnya.
Karenanya, politisi PKS ini menyebut kalau pun pemerintah kembali mau melakukan perombakan kabinet, hal tersebut dinilai sudah terlambat dan sia-sia belaka.
Menurut Fahri, kondisi rupiah saat ini tak kan selesai begitu saja dengan perombakan tim ekonomi pemerintahan.
"Sudah tidak ada waktu ya (perombakan tim ekonomi). Satu-satunya ancaman paling berat Pak Jokowi adalah ekonomi. Kalau rupiah ini amblas, amblas Pak Jokowi," pungkasnya. (Alf)