JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--Anggota Komisi VI DPR RI Dwie Aroem Hadiatie mengaku cemas terhadap nasib BUMN menyusul rontoknya nilai tukar Rupiah terhadap Dolara AS.
Terkait hal itu, Dwie meminta agar Kementerian BUMN menghitung dampak pelemahan Rupiah bagi perusahaan plat merah.
“Terkait dengan kondisi perekonomian Indonesia terkini, perlu juga Kementerian BUMN atau perusahaan BUMN mulai menghitung dan mempertimbangkan asumsi apabila nilai tukar rupiah melemah,” ujar Politisi Golkar itu di Jakarta, Kamis (6/9/2018).
Dwie mengaku khawatir terhadap keberlangsungan perusahaan-perusahaan BUMN di masa depan, dengan melemahnya rupiah yang kini berada di level Rp 15.100 per dolar AS.
“Saya khawatir dengan perusahaan-perusahaan BUMN. Bagaimana kondisi keuangan perusahaan BUMN ke depannya, apabila Dolar mencapai hingga Rp16.000? Atau sampai titik berapa BUMN-BUMN ini dapat bertahan ? Kementerian BUMN harus bergerak cepat,” tegasnya.
Menurutnya, perusahaan yang ada di bawah naungan Kementerian BUMN harus mempunyai strategi dalam meningkatkan kinerja. Upaya ini perlu dilakuan agar dapat mencapai target pendapatan dan persentase kesanggupan pemberian dividen.
“Perusahaan BUMN-BUMN harus mempunyai strategi yang bagus dalam meningkatkan kinerja, agar target pendapatan yang sudah ditentukan dapat tercapai. Dan persentase kesanggupan pemberian dividen juga harus disampaikan ke Komisi VI DPR RI,” tutupnya. (plt)