JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Wakil Ketua DPRD DKI Mohamad Taufik meminta agar proyek rehab sekolah Pemprov DKI segera diaudit.
Pasalnya, Taufik menilai, proyek tersebut penuh dengan kongkalinkong karena tiga paket dimenangkan semua oleh PT Wijaya Karya (WIKA).
Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Gerindra DKI ini mengungkapkan, total 5 paket proyek rehab total sekolah ini adalah Rp 1,8 triliun dan termasuk paling besar sepanjang 2018.
“Nah, WIKA mendapatkan tiga paket sendiri. Belum yang rehab gedung Dinas Pendidikan sekitar Rp 198 miliar. Ini aneh. Kayak hanya WIKA saja yang bagus. saya minta ini diaudit,” tegas Taufik di gedung DPRD DKI, Kebon Sirih, Jakarta, Jumat (7/9/2018).
Menurut Wakil Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPRD DKI itu, jangan sampai proses tender pemenangan ini terjadi pengaturan yang tidak sehat.
Sebab, dia menilai, hal ini sangat aneh karena WIKA begitu perkasa dalam proyek konstruksi di Jakarta.
“Ini sama saja monopoli. Kalau tiga paket itu sekitar 1.1 triliun,” ungkap Tuafik.
Dia menjelaskan, paket 1 terdapat 24 sekolah yang mengalami rehab total. 19 sekolah di wilayah Jakarta Utara, dan 5 sekolah di wilayah Kabupaten Kepulauan Seribu.
Taufik mengungkapkan, masing-masing paket 1 sebesar Rp397.7 miliar, paket 2 sebesar Rp343.3 miliar, dan paket 3 sebesar Rp311 miliat.
“Ini ada dugaan permainan,” ucapnya.
Pemenang lelang, PT WIKA pun diduga 'kongkalikong' dengan pihak Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta.
“Lelang ini diduga bermasalah,” katanya.
Melihat dugaan kongkalikong antara Wijaya Karya dengan Disdik DKI, ia pun meminta agar perusahaan BUMN tersebut tidak dimenangkan.
“Apalagi, Wijaya Karya dapat 3 paket lho. Total 3 paket itu WIKA dapat sekitar Rp 1,1 triliun. Apa mampu WIKA mengerjakan sendiri dalam waktu yang terbatas itu. Ini sama saja Monopoli,” tandasnya. (Alf)