JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan, defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) menurun dari Rp 151 triliun akhir Juli 2018 menjadi Rp 150 triliun akhir Agustus 2018. Artinya belanja negara masih lebih tinggi dibandingkan penerimaan negara dengan selisih Rp 150 triliun.
"Tahun lalu posisi Agustus APBN sudah defisit Rp 220 triliun. Jadi ini perbaikan dari sisi postur APBN kita," ujar Sri Mulyani di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (10/9/2018).
Sri Mulyani menuturkan, penurunan defisit anggaran itu disebabkan peningkatan penerimaan negara hingga saat ini sebesar Rp 1.152,7 triliun atau naik 18,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
"Pertumbuhan penerimaan negara kita masih menunjukkan sangat solid 18,4 persen. Perpajakan tumbuh 16,5 persen. Ini pertumbuhan yang sangat tinggi, kalau tahun lalu pertimbuhan pajak kita tahun lalu posisi agustus hanya tumbuh 9,5 persen, sekarang agustus 16,5 persen. PNBP tahun lalu 20,2 persen, kita sekarang 24,3 persen. Jadi kita sampaikan APBN kita lebih baik," rincinya.
Meski begitu, Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tetap akan menjaga kondisi penerimaan fiskal atau pajak. Hal ini agar defisit APBN akan terus menurun.
"Kita tetap hati-hati, karena dalam situasi ketidakpastian ini. Kita membutuhkan APBN sebagai intrumen untuk menjaga perekonomian," jelas dia.
Untuk diketahui, pemerintah menargetkan penerimaan negara pada tahun 2018 sebesar Rp 1.894,7 triliun. Sementara, anggaran belanja tahun 2018 sebesar Rp 2.220,7 triliun.(yn)