JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Ketua MPR RI Zulkifli Hasan menyebut kesenjangan ekonomi masih menjadipekerjaan rumah (PR) besar bagi kedua Capres Jokowi dan Prabowo Subianto pada Pilpres 2019.
Masalah tersebut, menurut Zulkifli, merupakan peninggalan masa lalu. Sehingga ke depan hal itu harus menjadi salah satu priorotas.
“Kesenjangan itu karena pendidikan masyarakat masih rendah dan upah buruh pun rendah. Bayangkan, tingkat baca dan penguasaan matematika kita itu ada di urutan ke 62, jauh di bawah China, Tiongkok, Jepang, Makao, Korea, Taipe, Taiwan, Vietnam, Singapura, Thailand dan lain-lain yang masuk 11 besar,” kata Ketum PAN itu saat membuka simposium dalam acara HUT KAHMI di Kompleks Parlemen, Senayan Jakarta, Rabu (12/9/2018).
Kendati demikian, dia optimis Pilpres 2019 akan berlangsung damai dan aman, meski di sana-sini masih ada saling serang di media sosial.
Menurutnya, berbeda pilihan merupakan hal biasa dan lumrah, selama tidak saling menyudutkan satu-sama lain.
“Kalau ada masyarakat yang suka Capres yang langsing, maka dukung Pak Jokowi. Sebaliknya, kalau senang dengan yang gemuk, ya mendukung Pak Prabowo. Keduanya putra terbaik bangsa saatini. Jadi, biasa saja berbeda pilihan,” jelas Zulkifli.
Dia yakin, Pilpres 2019 akan berlangsung seperti dua kali Pilkada serentak 2017 dan 2018 lalu. Tidak akan ada yang sampai mati-matian. Demikian pula dalam pilpres 2014, tetap damai dan aman.
“Ributnya cuma di medsos. ILC misalnya, yang ngotot-ngototan, orang-orangnya, yang muter-muter itu saja. Yang pasti kedua Capres 2019 kita itu putra terbaik bangsa ini, dan semua harus mendukung persatuan dan kesatuan bangsa,” tambahnya.
Karena itu, dia menyebut hasil simposium KAHMI ini nantinya akan disampaikan kepada kedua Capres untuk ditindaklanjuti.
“Semoga hasil simposium ini memberikan manfaat bagi kedua capres,” pungkasnya. (Alf)