JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak ikut mengomentari celotehan yang dilontarkan Farhat Abbas.
Farhat sebelumnya menyampaikan bahwa Jokowi presiden yang bakal menuntun Indonesia masuk surga. Sebaliknya bagi mereka yang tak memilih jokowi justru bakal masuk neraka.
"Politik kita itu dipenuhi dengan diksi-diksi jangka pendek, seperti diksi provokatif, hiburan yang irasional. Yang dilontarkan bukan ide yang menghasilkan dialektika yang positif," kata Dahnil seusai diskusi bertajuk 'Pemilu dan Pilpres di Tengah Badai Krisis' di Sekretariat Indonesia Democracy Monitor (Indemo) Jakarta Pusat, Rabu (12/9/2018) sore.
"Yang dihadirkan justru narasi yang irasional, seperti Farhat Abbas itu tadi," imbuhnya.
Kendati demikian, Dahnil menilai cara itu tak hanya dilakukan Farhat, tapi juga pihak lain.
"Saya tidak mengatakan hanya satu kelompok, ya kelompok lain juga melakukan hal serupa. Yang diproduksi itu hanya sensasi tanpa substansi. Jadi memang tidak mendorong diskursus dan dialektika yang positif dan itulah salah satu ciri politisi alay itu. Politik 220 karakter," bebernya.
Lebih jauh, ia juga menjelaskan salah satu ciri politikus alay yakni mudah terbawa perasaan alias baper.
"Cenderung baperan, semua politik digeser menjadi pertarungan perasaan. Jadi hidup-mati, teman bisa jadi musuh. Kalau pertarungan gagasan ya beda pilihan biasa saja. Sekeras apa pun perdebatan, bukan berarti saling membenci," cetusnya.
Dengan demikian, tegas Dahnil, masyarakat dengan sendirinya akan bosan dengan model-model politik yang miskin gagasan seperti itu.
"Apalagi pertarungannya hanya sekitar sepatu, merek baju, kendaraan itu yang menurut saya politik alay," tandasnya.(yn)