Opini
Oleh Ariady Achmad pada hari Rabu, 03 Okt 2018 - 17:28:16 WIB
Bagikan Berita ini :

Tsunami Ratna Sarumpaet

41ariady.jpg
Kolom bersama Ariady Achmad (Sumber foto : Sumber foto : Ilustrasi oleh Kuat Santoso)

Seperti tsunami, berita tentang Ratna Sarumpaet bergerak begitu cepat. Banyak pihak tersentak, sebagian terperangah, sebagian justru tidak percaya. Benarkah Ratna dianiaya?

Tak butuh waktu lama, polisi berhasil mengungkap tabir kebenaran di balik berita tersebut. Dari hasil penyelidikan, polisi menyatakan,tidak ada bukti dan keterangan saksi yang menguatkan bahwa Ratna dianiaya. Muka lebam bukan karena penganiayaan, namun efek dari operasi plastik.

Polisi berhasil membuktikan bahwa Ratna berada di sebuah rumah sakit di Bandung untuk menjalani operasi plastik.Keberadaan Ratna di rumah sakit tersebut terekam kamera CCTV.

"Berdasarkan rekaman CCTV, Ratna Sarumpaet keluar RS Bina Estetika pada Senin tanggal 24 September pukul 21.28 WIB menggunakan taksi Blue Bird," ujar Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Nico Afinta di Polda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (3/10/2018).

Kerja cepat polisi layak diapreasiasi. Instansi negara yang bertanggungjawab terhadap keamanan dan keselamatan masyarakat tersebut tidak ingin pemberitaan tentang Ratna berkembang menjadi bola liar. Upaya ini menunjukkan semangat Kepolisian untuk memberikan informasi yang benar kepada publik. Sekali lagi, kerja cepat polisi layak diapresiasi.

Soal operasi plastik, ternyata juga diakui kebenarannya oleh Ratna. Foto lebam wajahnya yang beredar di media sosial memang hasil operasi plastik. Dia pun membantah mengalami penganiayaan.

“Itu hanya cerita khayal entah diberikan oleh setan mana ke saya,” ujar Ratna saat menggelar jumpa pers di kediamannya di daerah Tebet, Jakarta selatan, Rabu (3/10/18).

Terang sudah, Ratna tak mengalami pemukulan hingga mukanya lebam. Cerita itu hanya bohong belaka. Sebagai publik figur seharusnya Ratna lebih berhati-hati dalam bertutur kata dan berbagi cerita. Jika tidak, citra sebagai aktivis dan pegiat HAM yang kritis, yang melekat kepada dirinya akan hancur dalam waktu sekejab.

Polemik Ratna Sarumpaet juga memberikan pelajaran berharga bagi semua orang, yang hidup pada era keterbukaan seperti sekarang ini. Ini lah era, dimana perang opini begitu mudah terjadi. Sekaligus, ini lah era dimana kebenaran atau kebohongan sebuah opini begitu mudah dideteksi. (*)

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #ratna-sarumpaet  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
AMIN BANNER 01
advertisement
AMIN BANNER 02
advertisement
AMIN BANNER 03
advertisement
AMIN BANNER 04
advertisement
AMIN BANNER 06
advertisement
AMIN BANNER 08
advertisement
Opini Lainnya
Opini

In Prabowo We Trust" dan Nasib Bangsa Ke Depan

Oleh Syahganda Nainggolan
pada hari Kamis, 28 Mar 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Susilo Bambang Yudhoyono dalam pidatonya kemarin di acara berbuka puasa bersama, "Partai Demokrat bersama Presiden Terpilih", tanpa Gibran hadir, kemarin, ...
Opini

MK Segera saja Bertaubat, Bela Rakyat atau Bubar jalan

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Mahkamah Konstitusi (MK) segera bertaubat. Mumpung ini bulan Ramadhan. Segera mensucikan diri dari putusan-putusan nya yang menciderai keadilan masyarakat.  Di ...