JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Pasca bencana gempa dan tsunami Sulawesi Tengah, Polri mengerahkan ribuan anggotanya untuk memberi bantuan kemanusiaan dan keamanan.
Selain mengirim 20 Satuan Setingkat Kompi (SSK) atau 2.029 personel dari Pasukan Brimob Nusantara, Mabes Polri dan Polda juga mengirimkan tenaga medis dan Tim DVI.
Kegiatan yang diberi nama AMAN NUSA II ini menyiapkan personil polisi dari beberapa daerah di Indonesia yakni: Pas Pelopor: 3 SSK, Sumut 2 SSK, Riau 1 SSK, Bengkulu 1 SSK, Lampung 1 SSK, Jambi 1 SSK, Jabar 2 SSK, Sulut 1 SSK, Kalbar 1 SSK, Gorontalo 1 SSK, Maluku 1 SSK, NTB 2 SSK.
Pengerahan ini akan terus dilakukan karena evakuasi dan pencarian korban gempa dan tsunami Sulteng baru akan dihentikan pada 11 Oktober.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan, pengerahan pasukan Polri ke Sulteng untuk membantu proses evakuasi pasca gempa. Mulai dari mencari korban yang masih tertimbun reruntuhan, mengobati korban luka, mengidenfikasi korban meninggal.
"Jadi ini tugas Polri sebagai pelayan masyarakat. Dimanapun dan di setiap bencana, Polri harus hadir," kata Tito dalam keterangannya, Selasa (9/10/2018).
Tito mengatakan, pengiriman anggota Brimob ke daerah bencana bukan kali ini saja. Pasca gempa di Lombok, Polri juga telah mengirimkan ribuan anggotanya. Mulai dari anggota Brimob, Tim Dokpol dan Tim DVI.
Sementara dari sisi keamanan, kata Tito, tingkat kriminalitas dan kejahatan di wilayah terdampak bencana mulai berkurang. Sebelumnya dilaporkan adanya kriminalitas seperti penjarahan makanan dan barang di sejumlah toko di Palu pascabencana gempa dan tsunami."Sekarang sudah menurun," ujar Tito.
Tito menyebut, situasi keamanan dan ketertiban saat inipun telah terkendali. Ia mengatakan, sebanyak 3500-an personel Polri dan tiga ribu pasukan TNI juga telah dikerahkan di wilayah bencana.
Apalagi presiden pun menginstruksikan agar memprioritaskan pengamanan daerah bencana. Termasuk juga mengamankan distribusi BBM, alat-alat berat, pusat ekonomi, SPBU, dan lain-lain.
"Kemudian jalur-jalur masuk menuju Kota Palu, bandara, dan pelabuhan itu yang paling utama. Saat ini semua terkendali," kata Tito.
Diketahui, data dari BNPB menyebut hingga kini jumlah korban meninggal mencapai 2.010 jiwa. Sebanyak 934 jenazah dimakamkan massal dan 1.076 jenazah dikembalikan kepada keluarga.
Selain itu, terdapat 10.679 korban luka yakni terdiri 2.549 luka berat dan 8.130 luka ringan. Adapun korban yang hilang dan belum ditemukan ada 671 orang. Sebanyak 82.775 pengungsi. (Alf)