SERANG (TEROPONGSENAYAN)--Pimpinan dan pengelola majelis taklim se-Kota Serang, Banten mendeklarasikan dukungan untuk Joko Widodo-Maruf Amin pada Pilpres 2019.
Dalam pertemuan antara pimpinan dan pengelola Majelis Taklim se-Kota Serang yang digagas Ahmad Saefullah, disebutkan sebagai sarana taklim atau tempat belajar, majelis juga berfungsi sebagai sarana pendidikan politik bagi jama'ahnya.
"Kita harus didik ummat agar memilih presiden bukan karena taqlid atau ikut-ikutan, apalagi ikut propaganda fitnah dan hasutan yang memecah belah. Memilih salah satu dari dua pasangan yang ada itu hukumnya mubah. Kalau ada yang memgharamkan memilih salah satunya, itu adalah kesesatan yang nyata," kata Saefullah kepada wartawan, Rabu (10/10/2018).
Karena itulah para pimpinan majelis taklim di Banten berkumpul membentuk forum komunikasi sebagai wahana tukar informasi dan media tabayyun dari meriahnya berita hoaks dan produksi fitnah yang banyak terjadi saat proses pilpres berlangsung.
Mereka juga tergerak untuk mengantisipasi munculnya konflik horizontal akibat politik identitas dijadikan isu kampanye. Dalam pertemuan juga disepakati untuk menjalankan pendidikan politik agar majelis taklim bisa memberi kontribusi bagi suksesnya pemilu serentak 2019.
Ustaz Suryana salah seorang guru ngaji di Serang yang hadir dalam pertemuan itu menilai pemimpin yang harus dipilih pastinya yang sudah teruji dan terbukti, jangan yang bisanya hanya kritik dan janji.
"Dari dua capres yang ada, kalau menurut kami sih lebih baik menyukseskan Pak Jokowi. Sudah jelas dia bekerja untuk negara kita. Contohnya bidang infrastruktur, selama kurun waktu 2014-2018 ia sudah membangun sekitar 3.400 km jalan biasa, ditambah 443 km jalan tol. Itu bukan prestasi main-main. Itu serius bagus. Secara umum fondasi ekonomi juga bagus. Tidak seperti yang digembor-gemborkan Prabowo seolah negara ini akan bangkrut, itu terlalu sentimen bahasanya," katanya.
Ustaz Suryana menambahkan, angka kemiskinan di era Jokowi turun hingga 9,8%, itu pertama kalinya dalam sejarah. Atas pencapaian itu seharusnya kepemimpinan Jokowi harus diteruskan.
"Habis Pak SBY dua periode memimpin lalu Pak Jokowi satu periode ini dan satu periode lagi nanti, lalu periode berikutnya Saling terkait. Jadi kami setuju saja pendidikan politik di majelis taklim. Semua harus diarahkan agar berkampanye sehat, debat program sajalah, jangan bawa-bawa dalil seolah dukung Jokowi adalah salah. Bagaimana bisa begitu, apalagi semua calon yang ada, agamanya Islam," pungkasnya.(yn)