Opini
Oleh Tb Ardi Januar (Analis Media) pada hari Jumat, 19 Okt 2018 - 15:59:51 WIB
Bagikan Berita ini :

Bila Mereka Adalah Kita

7520181019_155149.jpg.jpg
Tb Ardi Januar (Sumber foto : Ist)

Bupati Bekasi, Neneng Hasanah, adalah tim pemenangan Jokowi. Dia ditahan KPK pada 16 Oktober kemarin, karena dituding menerima suap miliaran rupiah dari pengembang megaproyek Meikarta. Apa jadinya bila Neneng adalah tim sukses Prabowo?

Bupati Malang, Rendra Kresna, adalah tim pemenangan Jokowi. Oleh KPK dia dijadikan tersangka dan ditahan pada 16 Oktober kemarin, karena kedapatan korupsi dana sarana pendidikan miliar rupiah. Apa jadinya bila Rendra adalah tim sukses Prabowo?

Walikota Pasuruan, Setiyono, adalah tim pemenangan Jokowi. Dia ditangkap KPK pada 3 Oktober 2018 kemarin, karena menerima suap ratusan juta rupiah dana proyek pembangunan. Apa jadinya bila Setyono adalah pendukung Prabowo?

Fayakhun Adriadi adalah polotisi Golkar yang ditahan KPK karena menerima suap ratusan ribu dollar Amerika dari proyek Badan Keamanan Laut (Bakamla). Dalam kesaksiannya kemarin, dia mengaku telah dipertemukan dengan keluarga Jokowi untuk membahas proyek tersebut. Apa jadinya bila yang ditemui Fayakhun adalah keluarga Prabowo?

Sri Mulyani adalah Menteri Keuangan rezim Jokowi. Dia seorang praktisi yang menjelma menjadi politisi. Di forum internasional yang seharusnya steril dari politik, dia berpose satu jari dan melarang orang untuk berpose dua jari. Karena bagi dia satu adalah Jokowi dan dua adalah Prabowo. Apa jadinya bila Sri Mulyani adalah pendukung Prabowo?

James Riyadi adalah bos Lippo Group dan seorang taipan yang dikenal sangat dekat dengan Jokowi. Kemarin rumah dia digeledah KPK terkait kasus suap Meikarta. Apa jadinya bila James Riyadi adalah pendukung Prabowo?

Dan lain-lain, dan lain-lain, dan lain-lain...

Bila sederet kasus di atas dilakukan oleh pendukung Prabowo, beritanya pasti jauh lebih heboh. Semua headline membahas itu, semua acara diskusi politik baik yang durasinya 30 menit ataupun yang tiga jam pasti membahas itu. Running teks di televisi pun kalau perlu tidak diganti-ganti.

Bila sederet kasus di atas dilakukan oleh pendukung Prabowo, jubir sebelah pasti akan terus menggoreng, buzzer mereka pasti tak akan berhenti memaki. Bahkan pihak yang selama ini berlaga netral pun mulai bermunculan dengan bersuara nyinyir. Meme dan desain kampanye negatif akan bertebaran. Situs Seword dan akun Katakita mengalami lonjakan share.

Bila sederet kasus di atas dilakukan oleh pendukung Prabowo, pasti akan ada narasi "Prabowo terlibat", "periksa Prabowo", "Prabowo gerombolan penjahat", "coret Prabowo dari daftar capres", dan narasi maksa lainnya.

Bila sederet kasus di atas dilakukan oleh pendukung Prabowo, pengamat partisan pasti akan terus muncul untuk mendowngrade. Tukang survei yang nyambi jadi konsultan akan jumpa pers dan memaparkan bahwa kasus-kasus tersebut akan merontokan elektabilitas dan sebagainya.

Sayang, kasus-kasus di atas tidak dilakukan pendukung Prabowo. Jadi harap maklum saja bila beritanya dirasa sunyi dan tidak segaduh kasus drama RS beberapa waktu lalu.

Tapi setidaknya, kita semua bisa membuka mata dan hati. Ternyata yang selama ini mereka suarakan bukan tentang kebenaran, tetapi tentang kepentingan.

Ingat, rakyat sudah cerdas...! (*)

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #jokowi  #prabowo-subianto  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement
Opini Lainnya
Opini

Kode Sri Mulyani dan Risma saat Sidang MK

Oleh Anthony Budiawan - Managing Director PEPS (Political Economy and Policy Studies)
pada hari Kamis, 18 Apr 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Sri Mulyani (dan tiga menteri lainnya) dimintai keterangan oleh Mahkamah Konstitusi pada 5 April yang lalu. Keterangan yang disampaikan Sri Mulyani banyak yang tidak ...
Opini

Tersirat, Hotman Paris Akui Perpanjangan Bansos Presiden Joko Widodo Melanggar Hukum: Gibran Dapat Didiskualifikasi?

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --1 April 2024, saya hadir di Mahkamah Konstitusi sebagai Ahli Ekonomi dalam sidang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum 2024. Saya menyampaikan pendapat Ahli, bahwa: ...