JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) -Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tidak mengharapkan efek elektoral daripasangan Capres-Cawapres untuk meraup suara di Pemilihan Legislatif (Pileg) 2019. PKS mengaku hanya mengadalkan mesin partai.
"Kami PKS sudah mempunyai tradisi sendiri. Kami tidak pernah membasiskan perolehan suara PKS kepada coattail effect," kata Wakil Ketua Majelis Syuro DPP PKS, Hidayat Nur Wahid di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (13/11/2018).
Dia mengatakan, PKS terbiasa tak mengandalkan efek elektoral yang dihadirkan Capres-Cawapres. Sejak Pileg 2004, 2009 hingga 2014 PKS selalu mengandalkan mesin partai dalam meraup suara.
"Karena kami mengandalkan mesin partai, kader partai dan kinerja partai dan anggota DPR, dan kami berdiri di atas kaki partai sendiri dan kami mendukung capres-cawapres dan kami memenangkan capres-cawapres waktu itu misalnya dan memperjuangkannya. Tapi itu tidak terkait dengan perolehan suara PKS," ungkap dia.
Hidayat menjelaskan, rekam jejak kader PKS di parlemen menjadi nilai jual partai ke konstituen. Hal itu yang akan mengantar PKS kembali lolos parlementary treshold 4 persen.
"Untuk 2019 sekalipun dibarengkan saya yakin publik juga mengetahui bahwa PKS mempunyai track record, kinerja, anggota dewan, keberpihakan masalah umat dan bangsa," ucap dia.
"Kami tetap akan perjuangkan keputusan partai, capres-cawapres Prabowo-Sandi, tapi kami juga akan perjuangkan kepentingan partai dan alat-alatnya. Kami tidak mendikotomikan diantara keduanya. Keduanya akan berjalan terus beriringan. Apakah berdampak kepada kami atau tidak, tidak menjadi rujukan utama. Rujukan utama kami adalah kinerja partai sendiri, calon-calon daripada partai dan track record yang selama ini kami punya di PKS," tandasnya. (Alf)