JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--Partai Golkar sudah menyadari bahwa teori coattail effect atau efek ekor jas di Pemilu 2019, akan berimbas kepada partainya. Maka dari itu sejak awal Partai Golkar mendorong Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartanto untuk maju sebagai pendamping Joko Widodo.
"Partai Golkar sejak jauh-jauh hari sadar betul akan hal itu. Itulah kenapa kami sedikit “insist”, bekerja sangat serius mendorong Ketua Umum kami, Airlangga Hartarto sebagai Cawapresnya pak Jokowi," kata Korbid Pemenangan Pemilu Sumatera DPP Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia, dalam pesan singkatnya, Sabtu (17/11/2018).
Namun, kata Doli, keputusan partainya tidak bisa diubah kembali dan tidak perlu disesali.
"Partai Golkar konsekuen dan tetap konsisten dengan keputusannya sebagai Partai Politik pertama yang mengusung kembali Pak Jokowi sebagai Calon Presiden untuk masa bakti yang kedua, yang telah pula ditetapkan berpasangan dengan pak Ma’ruf Amin sebagai Calon Wakil Presiden," kata Doli.
Ia menyampaikan bahwa efek mendukung Jokowi sangat kecil terhadap elektoral Partai Golkar. Namun, partainya sudah punya strategi sendiri untuk mengantisipasi itu.
"Kami di Bidang Pemenangan Pemilu telah mengalkulasi dan memiliki beberapa skenario sejak pertama kali kami mencalonkan Pak Jokowi dan juga saat kami mendorong Pak Airlangga sebagai Cawapres. Kami sudah punya cara sendiri untuk memenangkan Pileg sekaligus Pilpres pada 17 April 2019 nanti," kata ia.
Dalam hal ini, kata ia, partainya mengambil pelajaran berharga dari sistem Pemilu di 2019 ini. Pengalaman kali ini menghasilkan evaluasi untuk ke depan dalam menghadapi Pemilu 2024.
"Kami sudah bertekad bahwa Partai Golkar harus memiliki calon presiden sendiri, dan akan kami matangkan pada Munas yang akan datang," tegas Doli.(plt)