Berita
Oleh Alfian Risfil pada hari Senin, 19 Nov 2018 - 16:23:10 WIB
Bagikan Berita ini :

Thopaz Ajak Kaum Milenial Tak Apatis Terhadap Politik

44IMG-20181118-WA0000.jpg.jpg
Thopaz NS (dua dari kiri) di acara seminar kebangsaan dan bedah buku karangan Nurcholis Madjid, di Univetsitas Paramadina, kemarin. (Sumber foto : Ist)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Kaum milenial diminta untuk tidak apatis pada pesta demokrasi Pemilu 2019. Mengingat, generasi milenialdengan kisaran usia 17-35 tahun mencapai sekitar 40-45% pada Pemilu mendatang.

Mereka bisa menjadi penentu hasil pemilu dan arah politik di Tanah Air, sehinggajangan sampai pemilih muda tidak memberikan suaranya di bilik suara April nanti.

Hal ini disampaikan Caleg DPRD DKI asal Partai Gerindra Dapil 5, Thopaz Nuhgraha Syamsul di acaraseminar kebangsaan dan bedah bukukarangan Nurcholis Madjid, di Univetsitas Paramadina, kemarin.

Karenanya, Thopaz mengajak kaum milenial tidak apatis dalam hajat politik nasional lima tahunan.

Thopaz juga mengatakan, bahwa anak-anak muda kaum milenial harus mulai berjiwa konstruktif dalam berpolitik.

“Anak muda Indonesia harus berjiwa konstruktif terlibat langsung dalam berpolitik,” kata Thopaz yang maju ke Kebon Sirih pada melalui DapilJakarta Timur, yang meliputi, Jatinegara, Duren Sawit dan Kramat Jati.

Menurut Thopaz, melalui buku dan pemikiran Cak Nur panggilan karib Nurcholis Madjid, diharapkan mampu menumbuhkan kaum milenial agar berjiwa anti apatis terhadap politik dan tergerak untuk berperan dalam pentingnya mewarnai politik Tanah Air.

Mengutip kata-kata dari mantan Presiden Amerika Serikat, Thopaz mengatakan, “The best way to get bad law repealed, is to enforce it stricly” atau “Cara terbaik membatalkan hukum yang buruk ialah masuk langsung ke dalam hukum tersebut”.

Atau jika diimplementasikan dalam dunia politik, apa yang disebut Thopaz, kira-kira, cara terbaik untuk membatalkan politik yang buruk adalah dengan cara masuk ke dalam politik itu sendiri.

Untuk diketahui, Nurcholish Madjidadalah sosok yang tidak bisa dilepaskan dari perkembangan pemikiran Islam di Indonesia. Cak Nur, sapaan pendakwah legendaris ini juga sering disebut sebagai seorang pembaharu.

Sebutan ini tidak berlebihan jika melihat pemikirannya yang menyintesis Islam dan demokrasi, di tengah para pemikir Islam konservatif yang sebagian menolak keras demokrasi.

Cak Nur yang dikenal dekat dengan mantan Presiden RI ke-4, Gus Dur itu juga dinilai mampu mewarnai arah politik di Indonesia.

Prinsip-prinsip dasar Islam, bagi Cak Nur, bukan saja tidak bermusuhan dengan demokrasi, malahan mampu memberikan substansi moral secara lebih maknawi.

Bagi Cak Nur, Islam justru memberikan banyak kontribusi luhur bagi jalannya demokrasi Indonesia. (Alf)

tag: #partai-gerindra  #dki-jakarta  #pemilu-2019  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
AMIN BANNER 01
advertisement
AMIN BANNER 02
advertisement
AMIN BANNER 03
advertisement
AMIN BANNER 04
advertisement
AMIN BANNER 06
advertisement
AMIN BANNER 08
advertisement
Berita Lainnya
Berita

Kini Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di ATM BRI

Oleh Sahlan Ake
pada hari Kamis, 28 Mar 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Bank DKI kembali menunjukkan komitmennya dalam memberikan layanan terbaik kepada nasabah khususnya dalam layanan digital. Melalui kerja sama dengan PT Jalin Pembayaran ...
Berita

DPR Sahkan RUU Daerah Khusus Jakarta Jadi UU

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --DPR RI resmi mengesahkan Rancangan Undang-Undang Daerah Khusus Jakarta (RUU DKJ) menjadi Undang-Undang (UU). Pengesahan dilakukan pada Rapat Paripurna DPR RI ke-14, di ...