Berita
Oleh Ferdiansyah pada hari Rabu, 21 Nov 2018 - 22:13:41 WIB
Bagikan Berita ini :

Umumkan 41 Masjid Terpapar Radikalisme, Fahri: Reputasi BIN Turun

10Fahri-Ucapan-Amien.jpeg.jpeg
Fahri Hamzah (Sumber foto : Istimewa)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah meminta Badan Intelijen Negara (BIN) tidak melakukan pekerjaan publik seperti kegiatan melarang atau kegiatan melakukan sesuatu. Sebagai lembaga intelijen, BIN seharusnya menyampaikan informasi kepada satu orang, yakni presiden.

"BIN itu kan single user, yang hanya bisa memberikan informasi kepada presiden, bukan mengumbarnya ke publik," kata Fahri Hamzah kepada wartawan usai mengikuti Rapat Peripurna DPR RI di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (21/11/2018).

Pernyataan Fahri Hamzah ini menanggapi keterangan BIN yang menyebut ada 50 penceramah diduga menyebarkan paham radikal di 41 masjid.

Informasi intelijen, ujar Fahri, seharusnya 'dibisikan' ke telinga presiden. Kalaupun informasi penting harus diumumkan, kata dia, maka pihak terkait lainlah yang melakukannya, seperti Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham), kalau itu terkait dengan organisasi atau lain-lain.

"Sebab, begini itu membuat reputasi BIN sebagai lembaga intelijen turun. Jadi, BIN harus dijaga sebagai indra negara melalui presiden dalam rangka menjaga dan melindungi segenap bangsa dan tumpah darah Indonesia," ujarnya.

Sebelumnya, juru bicara Kepala BIN, Wawan Hari Purwanto mengungkapkan adanya 50-an penceramah yang menyebarkan paham radikal di 41 masjid. Bahkan pihaknya sudah melakukan pendekatan dengan berkoordinasi dengan Kementerian Agama (Kemenag) dan Dewan Masjid Indonesia (DMI), terhadap para penceramah tersebut.

Menurut Wawan ada tiga kategori radikal, yakni rendah, sedang, dan tinggi. "Kalau yang rendah ya masih dalam kategori yang masih ditolerir nilainya. Kalau sedang sudah mulai mengarah ke kuning, kuning itu perlu disikapi lebih. Tapi yang merah artinya sudah parahlah, ini perlu lebih tajam lagi untuk bagaimana menetralisir keadaan," ujarnya.

Dia menerangkan kategori tinggi atau merah itu sudah mendorong ke arah gerakan yang lebih seperti simpati ke ISIS dan Marawi, serta membawa aroma konflik di Timur Tengah ke sini (Indonesia).

"Jadi mereka yang masuk kategori 'Merah' mengutip ayat-ayat perang, misalnya, sehingga menimbulkan pengaruh ke emosi, sikap, tingkah laku, opini, dan motivasi publik," ujarnya.(yn)

tag: #bin  #fahri-hamzah  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement
Berita Lainnya
Berita

Cak Imin Ungkap Nasib Anies di Pilkada 2024

Oleh Sahlan Ake
pada hari Sabtu, 20 Apr 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Ketum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menegaskan Anies Baswedan tidak berminat maju dalam Pilkada 2024. Cak Imin mengatakan pasangannya di Pilpres 2024 itu masih fokus ...
Berita

Sebanyak 2,7 Juta Warga Indonesia Terjerat Judi Online

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) mencatat, sebanyak 2,7 juta warga Indonesia terjerat judi online. Pemerintah pun terus berupaya memberangus konten judi ...