JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) –Pembahasan APBD DKI 2019 di rapatBadan Anggaran (Banggar) DPRD DKIberakhir ricuh, Senin (26/11/2018) sore.
Kericuhan yang nyaris berujung adu jotos itu terjadi saat rapat Banggar bersama SKPD Pemprov DKI memasuki pembahasan anggaran Komisi D.
Awalnya, rapat yang dihadiri semua pimpinan DPRD DKI itu berlangsung normal dengan sedikit diwarnai perdebatan.
Namun, entah kenapa tiba-tiba saja Wakil Ketua DPRD dari Fraksi Demokrat Ferrial Sofyan marah. Kemarahan Ferrial ditunjukan dengan menggebrak meja pimpinan dengan cukup keras.
Spontan, anggota Banggar dan pejabat SKPD DKI kaget. Termasuk diantaranya Ketua DPRD DKI JakartaPrasetio Edi Marsudi, yang ikut hadir memantau jalannya rapat.
Sejurus kemudian, Prasetio pun kemudian intrupsi dan mengingatkan Ferrial agar menjaga sikap dan etikaketika sidang berlangsung. Dia meminta Ferrial menjaga etika sidang rapat dan.tidak perlu sambil menggebrak-gebrakmeja.
Akan tetapi, amarah Ferrial ternyata sudah tidak terkendali. Dia malah tak terima ditegur Prasetio.
Keributan pun berlangsung. Baik Ferrial maupun Prasetio sama-sama meninggikan suara. Untungnya, anggota dewan yang lain dapat melerai keduanya.
Ditemui usai rapat,Prasetio mengaku tersinggung dengan sikap Ferrial yang menggebrak meja saat rapat berlangsung.
Menurut Pras, panggilan akrab Prasetio, sangat tidak elok seorang wakil rakyat yang menyandang embel-embel terhormat tetapi malah berprilaku tidak terhormat.
’’Saya sebagai ketua dewan tersinggung dengan sikap Ferrial yang marah dengan menggebrak meja pimpinan. Ini kan rapat resmi dewan, harusnya etikanya dijaga. Ini kan rumah rakyat,’’ ucap Pras.
Menurut Pras, kalau pun ada soal anggaran yang tidak berkenan, seharusnya sebagai salah satu pimpinan rapat bisa menyampaikan denganbaik-baik. Tidak perlu pakai menggebrak meja.
Terpisah, Ketua Komisi D DPRD Jakarta, Iman Satria juga mengaku kaget dengan aksi gebrak meja yang dilakukan Ferrial.
Namun, Iman mengaku tidak tahu pasti apa penyebab Ferrial marah dan menggebrak meja yang membuat kaget seluruhpeserta rapat Banggar.
“Iya, tadi ribut-ributsaat membahas anggaran komisi D, tapi alhamdulillah langsung terkendali,” ujarnya.
Iman menyebut, keributan berawal saat Ferial tiba-tiba marah sambilmenggebrakan meja pimpinan.
“Saya sendiri tidak faham kenapa Pak Ferrial marah-marah, mungkin ada usulan anggaran SKPD yang tidak dia kehendaki,” katanya.
Senada dengan Iman, Ketua Fraksi PDI-P Gembong Warsono juga mengaku kaget karena tidak tahu apa yang memicu kemarahan Ferrial.
Gembong mengatakan, saat aksi gebrak meja terjadi, dirinya sedang tidak fokus pada konteks materi keberatan yang disampaikan Ferrial.
"Begitu saya melihat Pak Ketua (Prasetio Edi Marsudi) menegur Ferrial, baru saya 'ngeh'. Kemudian langsung saya berdiri menenangkan Ketua. Karena bagi saya, Pak Ketua harus kita jagain. Tapi, saya tidak tahu kenapa (Ferrial) marah-marah gitu," ucap Gembong.
Dikonfirmasi terpisah,Wakil Ketua Banggar DPRD DKI Muhamad Taufik membenarkan soal keributan antar pimpinan dewan.
Taufik menilai, keributan yang terjadi merupakan hal biasa.Namun, diakuinya, apa yang dilakukan oleh Ferrial Sofyan menggebrak meja sangat tidak elok. Apalagi, itu dilakukan di meja pimpinan dewan di Kebon Sirih.
Dia menjelaskan, pembahasan ini panjang karenaAPBD DKI 2019 membengkak hingga Rp 16 triliun. Akibatnya terjadi defisit anggaran, harus ada program atau anggaran yang harus dipangkas karena keterbatasan APBD. Namun, di tengah pembahasan Ferrial tanpa alasan jelas menggebrak meja.
’’Bagi, saya itu tak elok seorang pimpinan gebrak meja. Silakan teriak tidak masalah. Tapi, kalau sampai gebrak meja etikanya tidak ada. Saya bukan membela Ketua Prasetio Edi Marsudi. Tetapi, posisinya (Pras) memang benar menegur Ferrial,’’ jelas Taufik.
Dia menilai, posisi Pras sebagai Ketua DPRD DKI menegur hal biasa karena sebagai wakil rakyat memang harus menjaga etika dalam forum rapat demi menjaga marwah dewan di mataseluruh rakyat Jakarta.
Taufik yang kebetulan memimpin rapat Banggar ini juga menyayangkan insiden tersebut. Apalagi, dewan sedang melakukan pembahasan marathon agar penandatanganan perjanjian nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) tentang persetujuan Rancangan APBD DKI 2019 antara DPRD dan Pemprov DKI rampung hari ini, Senin (26/11/2018). Sehingga akibat insiden ini terpaksa ditunda.
’’Rapat saya pending sampai Selasa (27/11) pukul 09.00. Ada tidak ada Ferrial, rapat Banggar tetap berjalan dan disahkan. Karena ini menyangkut hajat warga Jakarta. Jangan, sampai karena ribut, APBD terbengkalai,’’ pungkas Taufik. (Alf)