JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--Kemendikbud mengusulkan perlunya pajajaran Pendidikan Moral Pancasila (PMP) kembali masuk kurikulum. Namun, Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) tidak satu kata terhadap usulan tersebut.
Seperti disampaikan oleh Direktur Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbud, Supriano,
usulan itu untuk menguatkan nilai-nilai Pancasila sejak dini di lingkungan sekolah.
"Ya, nanti kita ada rencana mengubah kembali ke PMP, ini sedang dibuat Pendidikan Moral Pancasila. PMP kita akan kembalikan lagi, karena ini banyak yang harus dihidupkan kembali bahwa Pancasila ini luar biasa buat bangsa kita. Itu mungkin yang akan kita lakukan," ujar Supriano.
Tujuan rencana penerapan mata pelajaran itu, kata dia, karena adanya persoalan paham radikalisme yang berkembang di Tanah Air.
"Jadi gini, ini kan sebabnya masalahnya ada radikalisme dan segala macam kan gitu," kata dia.
Hanya saja, usulan tersebut tidak didukung oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla. Menurut Kalla, PMP tidak perlu dimasukkan kembali ke dalam kurikulum mata pelajaran di sekolah. Sebab, pemberian contoh hidup berbangsa secara langsung dinilai lebih efektif.
"Justru kita memberikan contoh bahwa pelaksanaan pancasila ini begini, keadilannya begini. TIdak hanya dengan memasukan kurikulum, seakan-akan semua beres. Tidak," kata Wapres seperti dikutip dari antaranews, Selasa (27/11/2018).
Wapres JK mengatakan pendidikan Pancasila memang penting diterapkan di sekolah. Namun perlu evaluasi agar mata pelajaran tentang pancasila tersebut menjadi efektif diterapkan di kehidupan bermasyarakat.
"Memang penting pancasila itu, tapi perlu juga dievaluasi, cara bagaimana. Ya, kan belum tentu dia diberikan lagi pelajaran (secara) massal, langsung orang semua (menjadi) baik, belum tentu," tambahnya.
Untuk meningkatkan kehidupan bermasyarakat berdasarkan pancasila, Wapres mengatakan hal tersebut cukup ditambahkan saja ke dalam mata pelajaran yang sudah ada saat ini, yaitu Pendidikan Kewarganegaraan (PKN).
"Kan kita sudah lakukan itu, tetap ada kan, karena itu muncul lagi saran tentang revolusi mental atau muncul pancasila. Kalau terlalu banyak (pelajaran) juga kan masyarakat atau murid-murid bingung nanti," katanya. (plt)