JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Nama Ketua Umum PPP Romahurmuziy alias Rommydisebut dalam persidangan mantan pejabat Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Yaya Purnomo.
Hal itu disampaikan Wakil Bendahara Umum (Wabendum) PPP Puji Suhartono saat bersaksi dalam sidang lanjutan dengan terdakwa Yaya di Pengadilan Tipikor Jakarta, Jalan Bungur Besar Raya, Jakarta Pusat, Senin (3/12/2018).Puji dihadirkan sebagai saksi.
Yaya Purnomo didakwa jaksa menerima suap dari sejumlah daerah untuk mendapatkan alokasi anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Dana Insentif Daerah (DID) dalam APBN tahun 2018.
Yaya juga disebut bekerja sama dengan mantan anggota DPR Amin Santono yang juga didakwa serupa.
Dalam kesaksiannya, Puji mengaku mengenal Yaya sebagai teman satu kampus saat mengambil program doktoral di Universitas Padjajaran. Puji juga menyebut Ketua Umum PPP Romahurmuziy alias Rommy satu kampus dengannya dan Yaya.
Nama Rommy muncul saat Jaksa KPK menanyakan tentang istilah 'McLaren' yang muncul dalam berita acara pemeriksaan (BAP) milik Puji. Namun Puji mengaku bila istilah itu bukan dari dirinya, melainkan oleh Rommy.
"Pak Rommy (yang) sebut Pak Yaya itu McLaren, artinya makelar, kan Pak Yaya di Kemenkeu tapi ngurus-ngurusin rekomendasi pilkada. Kan bukan urusan beliau," ungkap Puji.
Menurut Puji, Yaya kerap meminta bantuan Rommy untuk urusan pilkada. Salah satunya disebut Puji ketika Yaya merekomendasikan anak dari Amin, Yosa Octora Santono, untuk maju dalam Pilkada Kuningan.
Seperti diketahui Yosa akhirnya maju Pilkada Kuningan 2018 dengan dukungan sejumlah partai, salah satunya PPP.
"Pak Yaya dua kali minta tolong (Rommy), salah satunya anaknya Pak Amin itu," ucap Puji.
Namun, jaksa menduga bila istilah 'McLaren' tersebut tidak hanya ditujukan untuk Yaya. Puji kemudian membantahnya.
"Spesifiknya ke Pak Yaya karena saya ngajak beliau. Di situlah (Rommy bilang ke Yaya), 'Sampeyan ini kayak McLaren saja'," ucap Puji.
Puji kemudian tidak menjelaskan apakah kemudian Rommy membantu Yaya berkaitan dengan dukungan PPP untuk calon-calon yang direkomendasikan Yaya.Dia juga membantah adanya aliran uang ke PPP.
Tak Ada Aliran Dana ke PPP
Terpisah, Wasekjen PPP Achmad Baidowi (Awiek) justru mempertanyakan posisi Yaya yang ikut mengurus masalah pilkada.
"Kan cuma disebut bahwa Yaya sering menjadi perantara pilkada. Karena posisinya sebagai PNS, Gus Rommy jadi heran dengan kebiasaan Yaya urus pilkada yang harusnya PNS tidak boleh urus politik," kata Wasekjen PPP Achmad Baidowi (Awiek), dikutip dari detik.com, Senin (3/12/2018).
Bagi Awiek, yang terpenting adalah tidak ada aliran dana apapun yang mengalir ke partainya. Karena itu, dia meminta kasus tersebut tak dikait-kaitkan dengan Partai Ka'bah.
"Soal urus-urus pilkada, hampir terjadi di semua parpol. Dan siapapun bisa menjadi perantara pilkada. Yang terpenting tidak ada bukti aliran dana ke PPP maupun ke Ketum PPP. Jadi kalau memang tidak ada kaitan ya tidak perlu ditarik-tarik apalagi dicari-cari celah," pinta Awiek.(Alf)