JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) -- Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan angkat bicara soal penelitian Setara Institute yang mengatakan DKI Jakarta masuk dalam peringkat 10 terbawah kota dengan toleransi rendah.
Anies pun meminta agar Setara Institute jujur untuk membuka mengenai instrumen-instrumen penelitian yang mengukur soal promosi dan praktek toleransi di 94 kota di Indonesia.
"Saya menganjurkan pada setara untuk mengumumkan daftar pertanyaanya pada publik, kuesionernya, dan saya mengundang kepada para ahli statistik, ahli pengukuran ilmu sosial untuk me-review instrumennya. Memastikan validitas, reliabilitas instrumen itu valid," ucap Anies di Jakarta, Sabtu (8/12/2018).
Anies menjelaskan instrumen itu penting dijelaskan secara terbuka publik harus mengetahui validitas dan objektifnya riset ini.
"Karena itulah menurut saya kalau mau fair buka seluruh instrumennya. Apakah ada pertanyaan yang bias atau tidak, apakah semua pertanyaan objektif atau tidak karena bisa saja pertanyaan itu disusun untuk mendapatkan jawaban tertentu," katanya.
Selain itu, Anies juga akan mengundang Setara Institute untuk meminta penjelasannya secara langsung. Dia berharap agar publik tidak langsung menilai Jakarta sebagai kota intoleransi.
"Jangan disimpulkan hasil survei tidak sesuai. Saya akan pelajari tapi saya undang ahli statistik dan saya undang Setara untuk buka," ujar Anies.
Seperti diketahui, Setara Institute baru-baru ini merilis hasil penelitian yang mengukur soal promosi dan praktek toleransi di 94 kota di Indonesia pada 2018, dan Jakarta beserta beberapa wilayah di sekitarnya, seperti Bogor dan Depok, masuk dalam daftar 10 kota dengan skor toleransi terendah. (ahm)