JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Indonesia menghadapi ancaman kehilangan petani akibat kurangnya minat generasi muda untuk mengembangkan sektor pertanian.
Sekretaris Jenderal Pemuda Tani indonesia, Haerul Saleh mengatakan,pertanian memiliki peranan penting untuk menyiapkan tenaga atau generasi muda petani bangsa. Sayangnya, kata dia, regenerasi petani hingga kini masih sangat minim.
Padahal, pertanian perlu mengoptimalkan perannya agar generasi-generasi muda petani dapat tumbuh, mengingatpertanian adalah sumber kehidupan.
Hal ini disampaikan Haerul di acara Dialog Tani Nasional dan Syukuran HUT Pemuda Tani Indonesia ke 32 di Universitas Trilogi Jakarta, Senin (10/12/2018).
“Kita sangat membutuhkan pertanian dan petani. Sayangnya minat generasi muda untuk menjadi seorang petani maupun bersinggungan dengan pertanian itu masih minim," katanya.
Penyebabnyaadalah karena stigma petani saat ini masih dianggap sebagai pekerjaan orang miskin, pekerjaan orang rendah dan pekerjaan orang yang tidak sekolah.
"Maka dari itu, kita mesti mengambil peran di dunia pertanian untuk memajukannya," kata Haerul.
Sebelumnya,Rektor Universitas Trilogi, Marsudi Wahyu Kisworomenjelaskan, bahwa kaum millenial sekarang sudah masuk ke dalam revolusi industri 4.0.
Kini, kata dia, dunia pertanian juga dikenal dengan konsep smart farming.
“Pertanian sudah tidak lagi tunduk pada alam, pertanian sudah bisa direkayasa menggunakan teknologi” ujarnya.
Marsudi pun menyarankan para millenials agar terus berubah dan generasi millenials harus selalu siap dan menyiapkan diri atas perubahan tersebut apalagi dalam dunia pertanian.
Di tempat yang sama, Arman selaku Kepala Program Studi Agribisnis Universitas Trilogi mengungkapkan, minimnya generasi muda yang terjun di dunia pertanian menjadi tantangan tersendiri.
"Kita harus turun menggeluti dunia pertanian dimulai semenjak menjadi mahasiswa pertanian, bukan ketika setelah lulus, karena ketika lulus tuntutan-tuntutan lain akan lebih banyak lagi,” tutur Arman.
Dikatakan dia, pertanian adalah sektor yang penting dan potensial di masa mendatang.
“Pertanian merupakan investasi yang menjanjikan, dari mulai zaman nabi Yusuf saja pertanian menjadi bentuk investasi ketika menghadapi kemarau berkepanjangan,” tandasnya.
Dalam kesempatan ini, hadir juga Manimbang Ketua DPN HKTI, Rizal Taufikurohman Dekan Fakultas bio industri dan ratusan mahasiswa pertanian Se-Jabodetabek. (Alf/Ant)