JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Politikus PDI-P Effendi Simbolon menegaskan, bahwa kasus perusakan bendera Partai Demokrat di Pekanbaru, Riau tidak ada hubungannya dengan Presiden Jokowi.
Menurut dia, kasus tersebut murni merupakan ranah pihak kepolisian untuk mengusut pelaku perusakan.
"Masa ini harus ditarik ke urusan presiden? Nggak lah. Bukan kemudian kita mengecilkan persoalan ini, gak usah juga terlalu didramatisir lah. Kita lebih bisa menerima sebagai hal yang mungkin ketidak sengajaan dari mereka," kata Effendi di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (17/12/2018).
Menurutnya, kurang pas jika segala sesuatu persoalan selalu dikaitkan-kaitkan ke presiden. Ia menyakini persoalan itu dapat diselesaikan oleh pihak kepolisian.
"Tanpa kita kemudian merendahkan, meremehkan persoalan ini. Biar lah ini kemudian ditindak lanjuti di ranah kepolisian, ada Bawaslu," katanya.
Artinya, lanjut Anggota Komisi X DPR RI, kewibawaan, keseriusan, dari institusi yang punya kewenangan di dalam hal pemilu dan juga di luar pemilu dalam hal ini penegak hukum tak perlu diragukan lagi.
"Tapi kalau itu apapun bentuknya yah silahkan dibuka saja di pengadilan. Kan ada pengadilan apakah itu dianggap tindak pidana ringan atau tindak pidana pemilu yah silakan. Yang pasti kami sudah juga mengecek ke lapangan tidak ada secara langsung maupun tidak langsung dengan PDI-P," tegas dia.
Diketahui, bendera dan spanduk Partai Demokrat dirusak di ruas jalan Kota Pekanbaru, pada Sabtu (15/12/2018) kemarin. Spanduk yang dirusak, satu di antaranya ditemukan di depan Hotel Pangeran, tempat SBY menginap. (Alf)