JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) -- Anggota Dewan Penasehat Partai Gerindra, Raden Muhammad Syafii meminta Partai Solidaritas Indonesia (PSI) banyak belajar tentang ajaran agama Islam terkait penolakan mereka atas poligami.
"Tidak layak saya komentari itu, karena tidak paham sejarah, bagaimana ajaran agama terutama ajaran Islam. Banyak-banyak belajar lah," kata Syafii saat dihubungi, Selasa (18/12/2018).
Meski begitu dirinya menilai wajar jika partai pimpinan Sis Grace Natalie itu menolak poligami. Pasalnya, partainya diisi oleh anak-anak baru gede yang belum paham politik.
"Saya kira PSI ini banyak anak-anak baru gede. Anak-anak baru gede ini masih tinggi emosinya," katanya.
Anggota Komisi III DPR RI juga melihat apa yang dilakukan PSI hanya semata-mata untuk mencari popolaritas.
"Karena masih belum banyak kalangan, cari muka. Maka dalam hal-hal yang mengatur dalam kitab suci pun dia anggap masih bisa mengaturnya," kata pria yang akrab disapa Romo ini.
Sebelumnya, PSI mengaku akan memperjuangkan pelarangan poligami. Hal ini disampaikannya dalam pidato politik Ketua Umum PSI Grace Natalie di Surabaya, Selasa 11 Desember lalu.
"Jika kelak lolos di parlemen, langkah yang akan kami lakukan adalah memperjuangkan diberlakukannya larangan poligami bagi pejabat publik di eksekutif, legislatif, dan yudikatif, serta Aparatur Sipil Negara," kata dia.
Bahkan Grace menyatakan akan memperjuangkan revisi atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974, yang memperbolehkan poligami.
“Di tengah berbagai kemajuan, masih banyak perempuan yang mengalami ketidakadilan. Salah satu penyebabnya, adalah praktik poligami,” jelasnya.
Padahal, berdasarkan UU No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan pasal 4 ayat (1) poligami dapat dilakukan dengan beberapa persyaratan antara lain mendapat izin dari Pengadilan Agama yang dikuatkan oleh persetujuan dari istri/istri-istrinya, memiliki jaminan kemampuan memberikan nafkah kepada keluarganya dan kewajiban berlaku adil kepada istri-istri dan anak-anaknya. (ahm)