JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Anggota Komisi I DPR RI Bobby Adhityo Rizaldi meminta BMKG segera memperioritaskan pengadaan peralatan deteksi dini tsunami pada 2019.
"Dalam hal tindakan preventif ke depan, perlu ada koordinasi dari BMKG, peralatan apa saja yang diperlukan dan belum dimiliki, untuk disegerakan dalam prioritas pengadaan di 2019," kata Bobby saat dihubungi, Senin (24/12/2018).
"Tak lupa, kami mengucapkan belasungkawa kepada keluarga korban yang terkena tsunami di Selat Sunda," sambungnya.
Bobby juga meminta proses analisa data seismik dari sensor-sensor seismik di lokasi-lokasi berpotensi bencana tsunami atau gempa dievaluasi ulang. Sehingga sistem Pencegahan Dini (early warning System) bisa dipastikan berfungsi normal.
"Insinyur BMKG kan pintar-pintar, dengan segala keterbatasan, coba dikutak-katik dulu apa yang ada, sembari menunggu peralatan baru yang lebih canggih, agar tindakan pencegahan ini bisa lebih efektif dan tepat waktu, dan menghindarkan korban jiwa di masa datang," katanya.
Sebelumnya, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono mengatakan, sistem peringatan dini tsunami yang dimiliki BMKG saat ini hanya khusus memantau gempa bumi yang diakibatkan oleh aktivitas tektonik atau gempa bumi, bukan vulkanik.
"Jadi karena ini dipastikan akibat vulkanik maka tidak ada early warning," kata Rahmat Triyono di Jakarta, Minggu (23/12/2018).
Rahmat menjelaskan, tsunami yang melanda Banten dan Lampung terjadi pada Sabtu (22/12/2018) malam, sehingga secara visual aktivitas gunung Anak Krakatau tidak bisa dilihat. Sedangkan, jika terjadi siang hari erupsi bisa dilihat.
BMKG juga sudah berkoordinasi dengan Badan Geologi sejak sabtu malam namun diketahui sensor Badan Geologi untuk memantau aktivitas Gunung Anak Krakatau rusak akibat erupsi sebelumnya sehingga tidak tercatat. (Alf)