JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--Kementerian Kesehatan mengirimkan kontainer pendingin untuk menampung jenazah korban tsunami Selat Sunda untuk mencegah pembusukan sebelum diserahkan kepada pihak keluarga.
Kementerian Kesehatan pada Senin (24/12/2018) sore telah mengirimkan satu unit kontainer untuk mendinginkan jenazah korban tsunami.
Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto di Jakarta, Selasa (25/12/2018), mengatakan, setiap jenazah yang masuk ke rumah sakit akan diidentifikasi terlebih dahulu oleh Tim DVI Polri.
Setelah teridentifikasi, jenazah dapat diserahkan ke keluarga korban. Namun proses identifikasi membutuhkan waktu dan belum tentu jenazah langsung diambil oleh keluarga.
Dampaknya dapat terjadi penumpukan jenazah di rumah sakit. Padahal, rumah sakit daerah yang saat ini menampung jenazah korban Tsunami belum memiliki alat pendingin jenazah yang memadai.
Menanggapi hal tersebut, Pelaksana Tugas Deputi Bidang Koordinasi Kerawanan Sosial dan Dampak Bencana Kemenko PMK Sonny Harry B Harmadi dalam keterangan tertulisnya menjelaskan bahwa pemerintah akan selalu memastikan penanganan korban dampak bencana dapat berjalan dengan baik.
“Melihat kebutuhan yang ada, kami kemarin siang berkoordinasi dengan Tim DVI Polri, mengirimkan kontainer pendingin untuk jenazah dari Jakarta ke Pandeglang. Namun perlu dipahami bahwa pengangkutan kontainer membutuhkan proses dan waktu karena diangkut dengan truk trailer,” terang Yurianto.
Sonny menfarakan kontainer yang tersedia harus dapat menampung kebutuhan. "Jika belum dapat menampung tambahan jenazah, agar Kemenkes segera menambah kontainer pendingin jenazah,” jelas Sonny.
Kemenkes sudah siap untuk segera mengirimkan kembali kontainer dimaksud, jika kebutuhannya lebih besar dari kapasitas saat ini.
Satu unit kontainer yang telah ada dapat menampung 50 jenazah. Hingga sore tadi tersisa 20 jenazah yang belum teridentifikasi dan empat jenazah teridentifikasi namun belum diambil keluarga. (plt)