JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) -- Agung Mozin mengatakan, mundurnya dari jabatan Ketua Badan Cyber dan Multimedia Partai Amanat Nasional (PAN) karena sudah tidak cocok lagi dengan pola kepengurusan partai yang di pimpin Zulkifli Hasan.
"Perbedaan gaya itu manusiawi, tapi apapun gayanya rujukannya kan AD/ART dan pedoman organisasi. Kalau pedoman organisasi AD/ART tidak jadi rujukan dalam mengelola partai, maka di sana akan terjadi perbedaan atau gesekan pendapat," kata Agung saat dihubungi, Jumat (28/12/2018).
Agung mengatakan, sebuah organisasi kepartaian dalam sebuah mengambil keputusan harus disepakati secara bersama-sama. Kesepakatan bersama itu dituangkan dalam AD/ART dan pedoman partai. Namun, selama ini banyak keputusan yang tidak melalui kesepakatan bersama.
"Misalnya untuk mengambil keputusan dukung Prabowo-Sandi, kita itu bulat sekali. Karena sejak awal kan kita memang mendukung Prabowo-Hatta waktu 2014. Saya lah orang pertama yang berteriak ketika Zulkifli Hasan pindah ke Jokowi. Itu salah satu pengambilan keputusan yang menurut saya keliru," katanya.
Bukan hanya itu, kata ia, masalah pilkada kemarin banyak keputusan yang tidak sesuai dengan keinginan para kader. Pasalnya, banyak calon kepala daerah kemarin yang diusung oleh PAN bukan dari kader partai, melainkan dari pihak luar dengan membayar mahar ke partai.
"Kader enggak, hasil survei tinggi enggak tapi ia dicalonkan ke partai karena membayar mahar ke partai. Nah kemudian uangnya kemana, bendahara umum yang tahu," kata Agung.
Ia mengatakan, persoalan ini sudah terjadi sejak lama. Tetapi sudah diingatkan beberapa kali tapi DPP tidak mengindahkan. Hal ini, kata ia, banyak para kader yang mengundurkan diri.
"Kenapa hari ini orang pada mundur ya karena hal itu. Mungkin orang mengatakan itu biasa. Tetapi akan menjadi luar biasa kalau sudah diingatkan berulang ulang kemudian tidak dilaksanakan," kata Agung.
Ketika disingung apakah akan kembali masuk sebagai kader PAN jika pola kepemimpinan Zulkifli Hasan berubah. Ia menegaskan akan kembali ke partai jika pada 2020 ganti ketua umum.
"Yang jelas kalau diluar sana ada 2019 ganti presiden ya 2020 ganti ketua umum. Hahahahaha," sindirnya. (ahm)