JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Anggota Komisi I DPR RI Bobby Adhityo Rizaldi menyoroti kabar bahwa ratusan mahasiswa Indonesia dijadikan pekerja paksa di Taiwan.
Kejadian yang diduga dilakuna Taipei Economic and Trade Office Indonesia (TETO) tersebut, menurut Bobby, sangat merendahkan martabat Indonesia.
"Bila memang ternyata benar, 320 mahasiswa kita yang dikirim atas kerjasama RI dengan TETO, dipaksa kerja dari Minggu sampai Rabu dari jam 7 sampai 19.30, artinya Taiwan 'merendahkan' martabat RI," kata Bobby, Jakarta, Jumat (4/1/2019).
Seharusnya, kata dia, pihak TETO yang juga berperan sebagai kantorperwakilan pemerintah Taiwandi Indonesia berterimakasih kepada Indonesia. Pasalnya, secara diplomatik pemerintah Indonesia dan Taiwan tak mempuyai hubungan kerjasama.
"Sudah bagus RI yang secara resmi tidak punya hubungan diplomatik dengan Taiwan, masih mau bersahabat, kok ini malah dilecehkan," sesal Bobby.
Karena itu, Bobby meminta pemerintah Indonesia mengevaluasi menyeluruh kerjasama Pendidikan dengan Taiwan. Dia tidak mau peristiwa serupa terulang kembali.
Ketua DPP Partai Golkar ini pun mengapresiasi langkah cepat Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) yang sudah bergerak cepat mengecek informasi itu.
"Informasi yang kami terima bahwa Kemenlu sudah bergerak cepat, menyetop rekrut mahasiswa magang, dan Kemenristek Dikti juga mengevaluasi apakah 300 mahasiswa itu masuk program TETO yang harusnya bisa di monitor Kemenristek dikti," katanya. (Alf)