Berita
Oleh Sahlan Ake pada hari Selasa, 15 Jan 2019 - 17:20:16 WIB
Bagikan Berita ini :

Komisi IV Minta Satgas Panggan Mabes Polri Selidiki Penyebab Anjloknya Harga Cabai

71LPWwjkZhVd_1545209107.jpg.jpg
Ilustrasi (Sumber foto : Ist)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) -Anggota Komisi IV DPR, Darori Wonodipuro menyoroti aksi sejumlahpetani cabai di Demak yang membuang puluhan kilogram cabai merah, di Jalan Raya Demak-Purwodadi pada hari Jumat sore (11/1/2019) lalu.

Darori menyebut, aksi pembuangan cabai ke jalan oleh petani Demak ini dikarenakan mereka mengalami kerugian besar. Sebab, harga cabai setempat dari Rp20.000 hingga Rp7.000 per kilo.

“Kenapa begini? harus diperiksa itu,” kata Darori kepada wartasan, Selasa (15/1/2019).

Darori meminta Satuan Tugas (Satgas) Pangan Mabes Polri segera menyelidiki penyebab anjloknya harga cabai di daerah Demak.

“Pengalaman saya beberapa waktu lalu, harga cabai Rp20 ribu, terus cabai ditahan tidak masuk ke pasar induk. Harganya jadi Rp40 ribu. Tapi beli ke petani di bawah Rp20 ribu. Ternyata ada permainan,” jelasnya.

Darori menceritakan, hal serupa pernah terjadi ketika panen kentang di Dieng, Jawa Tengah yang berimbas petani merugi.

“Saat itu saya telepon Menteri Pertanian. Katanya tidak ada impor. Saya selidiki ternyata ditemukan kentang dari Cina dan Pakistan. Informasi yang saya dapat katanya bibit kentang. Tapi kentang tujuh kontainer,” ungkap dia.

Mestinya, kata Darori, Kementan memberikan subsidi kepada para petani agar tak mengalami kerugian saat harga komoditas ini anjlok.

“Tapi sudah tidak berlaku. Pemerintah tak menganggarkan subsidi ini,” tambahnya.

Sementarabitu, Sekretaris Umum Serikat Petani Indonesia (SPI),Agus Ruli Ardiansyah meminta,Kementerian Pertanian dan Bulog diminta tidak hanya menyerap hasil panen komoditas pangan dalam negeri namun juga holtikultura.

Diamengatakan, mestinya para petani lokal tidak lagi terbebani distribusi dan harga seperti halnya persoalan cabai yang mengemuka dari aksi demonstrasi petani di Desa Jeruk Gulung Kecamatan Dempet, Demak.

"Pemerintah harusnya bisa (menyerap). Peran Bulog yang harus dilihat dan dimaksimalkan, bukan hanya kepada beras, tapi juga komoditas lainnya, misalnya produk holtikultura yang dinilai strategis," ujar Agus.

Menurutnya, kepastian daya serap pemerintah atas komoditas holtikultura sangat penting karena tingkat fluktuatif harganya sangat tinggi.

"Persoalan anjloknya harga, tanaman holtikultura lebih tinggi dibanding tanaman pangan," jelas dia.

Dia menyebut, pemerintah bisa memberikan pelatihan untuk mengatur pola tanam atau tidak terjadi over produksi, yang menyebabkan jatuhnya harga.

"Harusnya kalau memang cabai di Demak ini dilihat menjadi sebagai komoditas strategis, pemerintah juga bisa dilakukan penetapan harga pembelian, seperti beras dan komoditas lainnya," kata Agus.

Sedangkan Kementan menganggap kejadian pembuangan cabai yang terjadi di Demak hanyalah dampak dari fenomena harian. Saat ini masalah tersebut pun dianggap sudah selesai dan petani sudah menikmati harga cabai di kisaran Rp18 per kilogram.

“Kemarin yang harganya yang bagus itu sudah Rp18 ribu. Sudah senang semua. Barang sudah selesai, jangan heboh,” tukas Dirjen Hortikultura Kementan, Suwandi, kepada wartawan di Jakarta, Senin (14/1/2019).

Menurutnya, masalah harga cabai yang merosot jauh mesti dilihat dari kualitas cabai tersebut.

“Cabai itu ada grade-nya. Ada grade A, grade B, grade C. Harga itu normal Rp12-13 ribu. Kalau grade C ya jangan cerita. Cabai itu kan jenisnya banyak,” ujarnya.

Suwandi mengklaim, dalam dua tahun terakhir masalah harga cabai yang over fluktuatif sudah selesai. Tidak seperti tahun 2015—2016 di mana memang harga cabai sangat bergejolak. Kementan mengaku sudah melakukan berbagai strategi. Mulai dari menyiapkan benih unggul, mengatur pola tanam, sampai ke pengolahan ketika stok berlebih di bulan-bulan tertentu.

Seperti diketahui, Pada Oktober 2018 lalu cabai menjadi salah satu komoditas yang mengalami inflasi tertinggi. Memasuki awal tahun 2019, justru harga cabai mendadak jatuh hingga berujung pada fenomena buang-buang cabai di jalan oleh petani di Demak.

Sementara itu berdasarkan pemantauan di Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional, harga cabai di tingkat eceran masih menunjukkan tren penurunan. Rata-rata tiap jenis cabai, harganya turun Rp100-1.450 per kilogram. (Alf)

tag: #komisi-iv-dpr  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement
Berita Lainnya
Berita

Cak Imin Ungkap Nasib Anies di Pilkada 2024

Oleh Sahlan Ake
pada hari Sabtu, 20 Apr 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Ketum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menegaskan Anies Baswedan tidak berminat maju dalam Pilkada 2024. Cak Imin mengatakan pasangannya di Pilpres 2024 itu masih fokus ...
Berita

Sebanyak 2,7 Juta Warga Indonesia Terjerat Judi Online

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) mencatat, sebanyak 2,7 juta warga Indonesia terjerat judi online. Pemerintah pun terus berupaya memberangus konten judi ...