Opini
Oleh ; Yanto Hendrawan pada hari Kamis, 17 Jan 2019 - 16:01:35 WIB
Bagikan Berita ini :

Teaser

9320190117_174639.jpg.jpg
Capres dan Cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno saat menyampaikan pidato kebangsaan di Jakarta Convention Center, Jakarta, Senin (14/1/2019) malam. (Sumber foto : Ist)

Pasca pidato Kebangsaan capres Prabowo Subianto di JCC kemarin, jagat sosmed riuh. Bumi politik tanah air berguncang. Euforianya tak sedikit yang menangis haru. Kekaguman relawan dan pendukung paslon 02, cetar membahana. 2 jam pidato luar biasa tanpa text yang sangat mengesankan. Kursi di seluruh sudut ruangan penuh, coklat biru mendominasi baju dan celana Prabowo lovers dan saking menakjubkannya, hampir tak ada ruang baca di dumay yang tak menulis kegemparan pidato malam itu.

Tapi maaf, tulisan ini bukanlah ingin menyoroti kemeriahan, esensi dan geger hebohnya pidato tersebut. Karena sudah jamak bertebar penulis-penulis hebat mengulasnya. Kali ini saya lebih tertarik mengupas dari sudut pandang lain.

Tentang strategi perang yang disebut "Menggebah Rumput Mengagetkan Ular". Strategi yang membunuh lawan dalam diam. Strategi cerdas yang dimainkan BPN Prabowo Sandi dalam menghadapi lawannya. In line dengan Prabowo yang mantan Panglima Strategi dan Joko Santoso yang tak asing dengan taktik berperang di lapangan. Klop!

Tahukah anda apa persamaan Appetizer, Teaser dan Anak Tsunami? Nanti akan terjawab di ujung narasi. Ikuti terus..

Sekilas orang menduga bahwa kubu Prabowo Sandi dan jajaran BPNnya menggelar acara pidato kebangsaan itu hanyalah sebagai sebuah penyampaian visi, misi dan janji. Mengurai lengkap apa yang akan dilakukan Prabowo Sandi jika menang. Pidato yang memanen tepuk tangan hadirin, decak kagum pemirsa di rumah dan gunjing diam-diam berbalut resah dari TKN Jokowi. Publik menilai acara itu murni sebagaiajang penyampaian rencana dan rencana jika menang.

Tapi benarkah itu hanya sekedar pidato?

Rasanya bukan! Tak sepenuhnya benar.

Ada strategi dahsyat menyelip di acara itu. Ada serangan mematikan yang membunuh lawan tanpa darah. Membelit tulang lembut elite incumbent dan membuat musuh kocar-kacir dalam pikirannya masing-masing. Pascanya, mereka mulai saling tunjuk siapa yang bertanggungjawab merancang perlawanan dan bagaimana mengatasi kreatifitas tempur kubu Prabowo Sandi.

Makin bingung dan kehilangan akal. Limbung dengan sosok Jokowi dan Maruf yang mereka sendiri tak menyakini akan seimbang bersanding di panggung debat capres nanti. Syaraf perlawanan melemas. Lagi-lagi mati sebelum bertanding.

Coba perhatikan, gelaran acara pidato itu berlangsung 72 jam sebelum debat capres episode perdana 17/1, dimulai. Jelas bagi TKN Jokowi, ini bukanlah acara ecek-ecek dan tak mungkin mereka tak menontonnya, termasuk sang petinju dan pak tua asistennya. Media pendukung dibisiki setengah hati saja menyiarkan, dipotong iklan berlama-lama. Berharap pemirsa pindah channel program haha hihi atau ajang kontes dangdut.

Sementara awak medianya yang di lapangan terus merekam, siapa tahu lidah Prabowo terpleset saat pidato. Santapan gurih yang siap digorengviralkan. Terbukti, tak sampai 2 jam kelar pidato, komentar miring bin sinis meluncur deras dari pendukung kubu 01 dibantu para buzzer. Mirip nonton film hantu, takut tapi ngintip-ngintip. Selesai nonton gayanya tengil, "filmnya jelek!"

"Menggebah Rumput Mengagetkan Ular" adalah jenis strategi menyerang. Strategi ini bermain pada keterbukaan yang mengarah langsung pada perhatian musuh. Lawan dapat melihat jelas gerak-gerik serangan. Bertujuan utama untuk menciutkan nyali lawan dan mengobrak-abrik semangat tanpa menyentuhnya. Seolah anda sedang mengepungnya dan berharap ia tak berkutik lalu menyerahkan diri.

Ini keren, jenius dan unpredictable!

Cerdiknya lagi, kubu Prabowo melakukan strategi itu tanpa memberi kesempatan waktu bagi kubu Jokowi untuk menyiapkan serangan balasan. Karena seperti yang sudah-sudah, ucapan Prabowo selalu mendapat respon berbumbu emosi di panggung formal acara kenegaraan. Kali ini tidak. Bagaimana mungkin menyiapkan pidato -syukur kalau bisa seimbang pidatonya- di acara yang setara dalam 72 jam sebelum sesi debat dimulai? Tambah konyol kalaupun dipaksakan.

Apakah materi pidato Prabowo kemarin menumpahkan semua rencana kerja Prabowo Sandi secara detail? Tidak!

Karena kemarin itu BUKANLAH pidato yang sesungguhnya!

Pidato JCC itu hanyalah Appetizer. 2 jam Prabowo bicara hanyalah Teaser dan Podium itu hanyalah anak Tsunami, deburan ombak ringan yang menyurut ke laut untuk warning "Tsunami Speech" Prabowo yang lebih menggetarkan di panggung yang sebenarnya, panggung debat!

Karena Main Course itu lebih lengkap dari Appetizernya. Karena Film itu lebih bercerita ketimbang Teasernya dan karena Tsunami itu lebih mematikan ketimbang anaknya yang cuma menyeret surut sampah ke tengah lautan.

Hasilnya?

Bersiaplah menyaksikan lutut sepuh yang bergoyang dan bergetar di atas panggung karena dibayang-bayangi cetar membahananya pidato Prabowo.

Bersiaplah menyaksikan terbukanya sebuah misteri, siapakah orang yang berpotensi memalukan seperti yang disebut bung Rocky Gerung di ILC gegara gelegar petir Pidato Prabowo yang sudah mengeringkan lidahnya sesaat memasuki ruang debat.

Mampukah pasangan petahana menghadapi situasi sulit itu besok (malam nanti)? Atau bisa jadi KPU merevisi, debat capres cukup dilakukan sekali saja. Jangan sampai malu berkali-kali. Entahlah..

Selamat menyaksikan.. (*)

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #prabowosandiaga  #pilpres-2019  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement
Opini Lainnya
Opini

Ahlan Wa Sahlan Prabowo Sang Rajawali!

Oleh Syahganda Nainggolan
pada hari Rabu, 24 Apr 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Mahkamah Konstitusi sudah memutuskan Prabowo Subianto sah sebagai Presiden RI ke delapan. Itu adalah takdir Prabowo yang biasa dipanggil 08 oleh koleganya. Keputusan MK ...
Opini

Jalan Itu Tidaklah Sunyi

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --"Jika Mamah jadi penguasa apakah Mamah akan menjadikan anak Mamah pejabat saat Mama berkuasa?" Itu pertanyaan anakku malam ini. Aku mendengarkan anakku ini. ...