Berita
Oleh Ferdiansyah pada hari Kamis, 24 Jan 2019 - 19:47:19 WIB
Bagikan Berita ini :

Sekjen PPP Anggap Wajar Kadernya Merapat ke Prabowo-Sandi

9ilustrasi-ppp-pecah.jpg.jpg
Ilustrasi (Sumber foto : Ist)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan (PPP),Arsul Sani mengakui masih ada kader akar rumput yang mendukung pasangan nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Unodi Pilpres 2019.Padahal, PPP merupakan salah satu parpol pengusung Jokowi-Ma'rufAmin.

Namun, Arsul menganggap dukungan itu masih dalam tahap wajar.

Hal ini disampaikan Arsul menanggapi hasil survei lembaga Indikator Politik yang menyebut sebanyak 43,2 persen kader PPP mendukung pasangan Prabowo-Sandi.

"Kalau dikatakan masih tinggi, wajar saja, terutama untuk PPP dan Golkar karena ini memang ini ada shifting position dari yang awalnya ke Pak Prabowo lalu kemudian kepada Pak Jokowi," kata Arsul di kompleks parlemen, Jakarta, Rabu (24/1).

Arsul menjelaskan pada pilpres 2014, tingkat dukungan kader ke Jokowi yang berpasangan dengan Jusuf Kalla hanya sebesar 31 persen. Sedangkan, dukungan ke Prabowo yang berpasangan dengan Hatta Rajasa mencapai angka 57 persen.

Namun, angka dukungan ke Jokowi disebut meningkat usai PPP bergabung mendukung pemerintahan. Dari survei internal pada 2017, angka dukungan ke Jokowi diklaim naik menjadi 40 persen, sementara ke Prabowo diklaim turun mencapai 25 persen.

"Tingkat dukungan ini meningkat terus. Tetapi memangsplit votersdi PPP itu masih diakui. Masih ada," katanya.

Menurut Arsul, berdasarkan hasil survei internal terakhir, saat ini jumlah dukungan ke Jokowi-Ma'ruf di struktural partai dari tingkat pusat sampai ranting mencapai 85 persen. Namun, itu baru di tataran struktural.

"Tapi kan kalau survei kan basisnya kan akar rumput, bukan struktur. Jadi kalau dari sisi struktur boleh dibilang tidak ada masalah," tandasnya.

Untuk itu, PPP kata Arsul telah melakukan langkah khusus agar kader akar rumput solid mendukung Jokowi-Ma'ruf. Salah satunya dengan strategimicro canvasingdanmicro targetingke daerah-daerah yang masih ada resistensi kepada Jokowi dan langsung dilakukan Ketua Umum PPP Muhammad Romahurmuziy.

"Kemarin seminggu terakhir ada di Sulawesi. Dua hari lalu di Gorontalo. Itu terus. Tidak ada cara lain. Karena apa, karena labeling itu kan dikembangkan melalui media sosial (medsos)," ujar Arsul.

"Kalau kita kontrol lewat medsos kan yang ada ribut aja di medsos. Maka satu satunya cara ya denganmicro targeting,micro canvasing;datangin orangnya, diajak diberi informasi tentang yang sebenarnya," lanjutnya.

Indikator: 43% Pemilih PPP Pilih Prabowo

Lembaga survei Indikator merilis hasil surveiterkait pemilih dari parpol yang memberikan suara kepada pasangan calon yang bukan diusung partainya (split ticket voting). Hasilnya, pemilih PPP, Berkarya, dan Partai Demokrat (PD) paling banyak yangsplit voters.

Survei dilakukan pada 16-26 Desember 2018 terhadap 1.220 responden. Populasinya seluruh warga yang memiliki hak pilih. Survei dilakukan menggunakan metodemultistage random sampling.Margin of errorsurvei +/- 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Indikator awalnya menggunakan simulasi surat suara untuk melihat pilihan masyarakat terhadap partai politik. Responden diberi pertanyaan 'Jika pemilihan anggota DPR diadakan sekarang ini, partai atau calon partai mana yang akan Ibu/Bapak pilih?'. Hasilnya, PDIP meraih suara tertinggi.

"Ada 16 partai yang kami tanyakan dalam berbagai jenis pertanyaan. Kami menerapkan cara bertanya dengan simulasi surat suara dan mereka diminta mencoblos tanpa sepengetahuan pewawancara," kata peneliti senior Indikator Rizka Halida di kantornya, Jalan Cikini V, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (23/1/2019) lalu.

"PDIP paling tinggi, 21,6 persen responden kami mendukung PDIP. Kemudian Gerindra 12,2 persen, Golkar 10,7 persen, PKB 9,3 persen, Demokrat 6,3 persen, NasDem 5,3 persen, PKS 4,2 persen, PPP 4 persen, Perindo 3,4 persen, dan PAN 2,7 persen. Partai lain masih di bawah 2 persen. Ada juga warga yang belum menyatakan pilihannya secara terbuka 16,5 persen," imbuh Rizka.

Dari total responden, ada 56,2 persen total suara yang diperoleh partai Koalisi Indonesia Kerja, 26,2 persen suara yang diperoleh partai Koalisi Indonesia Adil Makmur, 1,2 persen nonkoalisi, dan 16,5 persen tidak mengindikasikan dukungan kepada salah satu partai.

Indikator lalu memberi pertanyaan 'Jika pemilihan presiden diadakan sekarang, siapa yang akan Ibu/Bapak pilih sebagai presiden?'.

Hasilnya, PDIP menjadi partai paling solid mendukung pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin, sedangkan PPP menjadi partai yang mengalamisplit ticket votingterbesar.

"Secara umum, partai-partai yang berada di koalisi pendukung Jokowi-Ma'ruf masih banyak yang mendukung pasangan ini, di atas 50 persen. Akan tetapi, memang ada variasinya itu masing-masing partai. PDIP 90,1 persen mendukung Jokowi-Ma'ruf, sementara 6 persen mendukung Prabowo-Sandi. PPP mengalamisplit ticket voterpaling besar, 53,7 persen mendukung Jokowi-Ma'ruf, sementara 43,2 persen mendukung Prabowo-Sandi," jelas Rizka.

Di koalisi Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Gerindra menjadi partai paling solid mendukung dan Berkarya menjadi partai yang paling banyak terbelah suaranya, disusul Demokrat.

"Kalau di koalisi Prabowo-Sandi ini yang paling solid dukungannya adalah pemilih Gerindra, di mana 81,5 persen pemilih Gerindra mendukung Prabowo-Sandi. Yang paling tidak solid Partai Berkarya, terbelah dukungannya ke Jokowi-Ma'ruf. Yang cukup banyak juga adalah dari Partai Demokrat, 40,5 persen lebih banyak yang memilih Jokowi-Ma'ruf," paparnya. (Alf)

tag: #ppp  #prabowo-subianto  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
AMIN BANNER 01
advertisement
AMIN BANNER 02
advertisement
AMIN BANNER 03
advertisement
AMIN BANNER 04
advertisement
AMIN BANNER 06
advertisement
AMIN BANNER 08
advertisement
Berita Lainnya
Berita

Kini Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di ATM BRI

Oleh Sahlan Ake
pada hari Kamis, 28 Mar 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Bank DKI kembali menunjukkan komitmennya dalam memberikan layanan terbaik kepada nasabah khususnya dalam layanan digital. Melalui kerja sama dengan PT Jalin Pembayaran ...
Berita

DPR Sahkan RUU Daerah Khusus Jakarta Jadi UU

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --DPR RI resmi mengesahkan Rancangan Undang-Undang Daerah Khusus Jakarta (RUU DKJ) menjadi Undang-Undang (UU). Pengesahan dilakukan pada Rapat Paripurna DPR RI ke-14, di ...