JAKARTA(TEROPONGSENAYAN) –Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo menyampaikan posisi pemerintah, pemerintah daerah, TNI/Polri untuk bersinergi memberikan bantuan dan fasilitasi pelaksanaan Pemilu Serentak Tahun 2019.
Hal tersebut disampaikan Tjahjo saat menghadiri Acara Rapim TNI-Polri terkait 'Strategi Kebijakan Kemendagri untuk Menjamin Pemiluyang Demokratis'di Auditorium STIK Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (29/1/2019).
Tjahjo menjelaskan bagaimana posisi pemerintah pusat dan pemerintah daerah sehingga bisa bersinergi dengan TNI/Polri untuk mendukung sukses dan lancarnya Pemilu Serentak 2019,yang tujuan utamanya memback up penuh KPU yang sampai tingkat TPS supaya berjalanbaik.
Selain itu, ia juga menuturkan tidak ada alasan apapun sampai Pemilu 2019ditunda, kecuali ada bencana alam di suatu TPS, suatu desa, suatu kecamatan baru bisa secara penuh pemerintah daerah akan membackup penuh KPUD di daerahnya masing-masing, supaya proses optimalisasi berjalan dengan baik.
“Dan Tugas TNI/Polri adalah mengamankan dan juga membantu KPUD tadi, dalam pengiriman logistik, pemerintah daerah menyiapkan kendaraan/alat transportasi lainnya, menyiapkan staf kesekretariatan penyelenggara Pemilu di daerah dan sebagainya”, ujar Tjahjo.
Lebih lanjut, ketika Mendagri ditanya awak media terkait upaya Kemendagri mengatasi atau mengantisipasi dalam 3 bulan ke depan dalam hal perekaman KTP-el,Tjahjo menjelaskan bahwa secara basic perekaman KTP-el kini sudah mencapai 97.21 persen sehingga penduduk yang belum merekam hanyakurang dari 3 persen.
Hal ini banyak yang belum melakukan perekaman di 5 Provinsi, khususnya di Indonesia Timur. Berdasarkan data Desember 2018, di Sulawesi Barat, Maluku, Maluku Utara, Papua Barat dan Papua.
“Secara prinsip DPT yang kita serahkan kepada KPU sudah pas, tidak mungkin ada 1 pun yang diselundupkan, KTP yang tercecer itu dalam konteks Pemilu tidak ada satupun, memang sampai hari ini perekaman KTP-el belum maksimal”, jelasnya.
Diakhir pernyataannya, Mendagri Tjahjo menyampaikan juga urgensi dari suksesnya Pemilu. Pertama untuk mewujudkan sistem pemerintah presidensil yang lebih efektif efisien.
Kedua, membangun hubungan tata kelola Pemerintah Pusat dan pemerintah daerah yang lebih efektif dan efisien mempercepat reformasi birokrasi dan mempercepat perekonomian daerah.
“Proses konsolidasi Pileg dan Pilpres serentak ini kuncinya ada pada partisipasi masyarakat yang harus optimal. Selain itu, racun demokrasi masih mewarnai, adanya kampanye yang berujar kebencian, menebar berita bohong, ada kampanye mempolitisasi Sara, ada kampanye-kampanye yang mengintimidasi, saya kira harus kita cermati dan lawan racun demokrasi”, pungkas politisi senior PDI-P itu. (Alf)