Berita
Oleh Ferdiansyah pada hari Minggu, 03 Feb 2019 - 03:10:09 WIB
Bagikan Berita ini :

Minta Polemik Do'a Mbah Moen Disudahi, MUI: Itu Maksudnya ke Pak Jokowi

tscom_news_photo_1549138209.jpg
Prabowo Subianto saat berkunjung ke kediaman Mbah Moen, di Pesantren Al-Anwar Sarang, Rembang, Jawa Tengah, Sabtu (29/9/18) tahun lalu. (Sumber foto : Ist)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Majelis Ulama Indonesia (MUI) meminta masyarakat menyudahi polemik do'aKH Maimun Zubir alias Mbah Moenyang mendo'akan Prabowo Subianto jadi presiden Indonesia.MUI meminta do'a itu tidak diperpanjang.

"Polemik jangan dibuat larut berkepanjangan. Karena yang dimaksud dalam ajaran Islam, di hadis nabi tentang mendoakan pemimpin itu bukan dalam rangka memecah belah umat. Tapi justru agar umat tetap solid. Tapi kemudian kalau disalahgunakan untuk pecah belah, itu tidak baik. Itu tidak dianjurkan agama," kata Ketua Bidang Infokom MUI, KH Masduki Baidlowi kepada wartawan, Sabtu (2/2/2019).

Masduki mengatakan doa untuk pemimpin dianjurkan dalam agama. Doa tersebut, lanjutnya, ditujukan supaya pemimpin bisa membuat negara baik hingga akhirnya membuat rakyat sejahtera.

"Agar dia mampu seperti itu maka dia didoakan ulama, rakyat. Jadi rakyat itu memang dianjurkan berdoa agar pemimpin adil, berhasil," ucap Masduki.

Diketahui, polemik ini berawal dari video yang beredar luas di media sosial dan aplikasi pesan instan WhatsApp. Dalam video tersebut Mbah Moen berdoa menggunakan bahasa Arab dan mendo'akan Prabowo presiden Indonesia tepat di sebelah presiden Jokowi.

Momen itu terjadi dalam acara 'Sarang Berdzikir untuk Indonesia Maju' di Pesantren Al-Anwar Sarang, Rembang, Jawa Tengah, Jumat (1/2/2019) kemarin. Dalam acara ini, Jokowi juga didampingi istri, Iriana Jokowi.

Masduki juga mengaku sudah melihat video tersebut. Dengan memperhatikan ucapan dan gestur Mbah Moen, Masduki mengatakan ada kesalahan ucap dalam doa tersebut.

"Jadi memang itu namanyasabqul lisan. Terus kan ada penjelasan antara ucapan dengan menunjukhadzar rais. Hadzar rais itu pemimpin ini. Dia menunjuk kan. Lalu dia menoleh ke Pak Jokowi. Tapi kemudian dia melakukansabqul lisandengan menyebut nama Pak Prabowo. Bahwa yang dimaksudkan bukan ke Pak Prabowo. Tapi maksudnya ke Pak Jokowi," ucap Masduki.

"Kedua, sudah ada klarifikasi bahwa 'saya sudah tua, saya 90 lebih'. Sehingga kalau ada keliru ucap, pemimpin yang saya maksud itu adalah Pak Jokowi. Pilihan saya adalah Pak Jokowi. Sehingga dengan demikian hal itu ter-nasakhatau terhapus dengan pernyataan terbaru," sambungnya.

Dia mengatakan ucapan 'hadzar rais' dan gestur menoleh jadi poin penting yang menegaskan soal sosok yang sebenarnya dimaksud Mbah Moen saat berdoa.Hadzar raisyang berarti pemimpin ini, kata Masduki, merujuk pada sosok Jokowi yang menjadi Presiden RI.

Masduki melanjutkan, Mbah Moenyang merupakan sosok ulama yang juga sesepuh dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Identitas tersebut, menurut Masduki tak bisa dilepas dengan doa yang diucapkan.

"Kalau Mbah Maimoen itu berdoa untuk Jokowi walaupunsabqul lisan(salah ucap), itu wajar KH Maimoen karena beliau tokoh Partai Persatuan Pembangunan. Sehingga dia memang boleh dikata Mbah Moen itu sesepuh PPP. Sehingga dia wajar dan nggak mungkin mendukung orang lain yang tidak didukung partainya," kata dia. (Alf)

tag: #mui  #prabowo-subianto  #jokowi  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement