JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI), Jimly Asshiddiqie meyakini gelaran Pemilu serentak 2019, baik Pileg maupun Pilpres akan berjalan lancar.
Namun, Jimly tak memungkiri, sekitar dua bulan jelang pencoblosan Pilpres, kedua kubu sering terlibat kampanye negatif bahkan menyebarkanhoaks.
Hal tersebut, menurut Jimly diperparah dengan adanya media sosial, dimana informasi mudah tersebar dan membuat suasana semakin gaduh.
"Kita meyakini bahwa saat ini sudah ada kedewasaan berpolitik, sehingga segala bentukhoaksmaupun kampanye negatif tidak akan efektif lagi mempengaruhi suasana masyarakat," kata Jimly dalam dialog dengan media di Kantor Sekretariat ICMI, Senin (4/2/2019).
Karena itu, Jimly berharap, di era digital ini kedua kubu jangan terlampau sensitif terhadap informasi, apalagi menyebarkan informasi yang belum valid kebenarannya.
"Pokoknya masing-masing kubu cukup kampanye positif saja tentang Capres-Cawapresnya, sehingga tak terpancing dalam sikap defensif lalu menyerang pihak lain," ujar Jimly.
Mantan Ketua MK ini juga meminta masyarakat tak perlu khawatir atau takut berlebihan dua bulan jelang pencobolosan yang akan berlangsung 17 April mendatang. Jimly yakin, kontestasi lima tahunan akan berjalan aman dan damai.
Jimly mengungkapkan, Pemilu yang lebih gawat pernah terjadi sebelumnya di Indonesia, yakni pada Pemilu tahun 1999 dimana pemerintah dunia mengirimkan tim independen untuk mengawasi Indonesia.
"Indonesia sukses melewati masa itu meski diramalkan akan menjadi Pemilu yang berdarah-darah dan memakan korban," kenang KetuaDewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) 2012-2017 itu. (Alf)