Berita
Oleh Sahlan Ake pada hari Rabu, 06 Feb 2019 - 11:00:55 WIB
Bagikan Berita ini :

Kubu Jokowi Disarankan Tak Berlebihan Serang Prabowo dengan Hoax Ratna

tscom_news_photo_1549425655.jpg
Jokowi Vs Prabowo (Sumber foto : Ist)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Pengamat Politik Universitas Paramadina Hendri Satrio mengingatkan kubu petahana Jokowi tidak terus-terusan menggunakan kasus hoax aktivis Ratna Sarumpaet untuk menyerang kubu Prabowo-Sandiaga Uno.

Karena, menurutnya, dikhawatirkan justru publik nanti berempati kepada Ratna.

“Sekarang kalau kita lihat kemudian kubu Jokowi menggunakan itu berlebihan, maka orang bisa justru empati sama Ratna. Jokowi harus ingat dalam sejarahnya, PDIP pernah kalah di Pilpres gara-gara strategi dizolimi oleh lawan politiknya dan dia kalah waktu melawan SBY,” kata Hendri kepada wartawan, Jakarta (5/2/2019).

Meskipun, lanjutnya, hingga kini kasus hoaks Ratna memang menjadi blunder terbesar bagi kubu Prabowo-Sandi. Namun, dalam kasus tersebut kubu paslon nomor 02 itu sejatinya juga merupakan korban tipu-tipu Ratna demi menutupi lebam di wajahnya akibat operasi.

“Kasus Ratna itu memang blunder besarnya kubu Prabowo. Sejak saat itu mereka namanya kesulitan melepas dari isu itu. Karena terlalu terburu-buru waktu itu melakukan konferensi pers,” katanya.

Menurut dia, kasus hoaks Ratna yang juga tim BPN Prabowo-Sandi memberikan dampak yang cukup besar karena dapat mengganggu stabilitas keamanan.

“Memang efeknya dahsyat itu dampak kebohongan ratna, Bayangkan saja ada orang mengaku dipukulin, diculik kan bahaya,” ujarnya.

Untuk diketahui, kasus hoaks Ratna bermula dari foto lebam wajahnya yang beredar di media sosial. Ratna mengak6 dipukuli orang tak dikenal di Bandung, Jawa Barat.

Namun, tiba-tiba Ratna mengklarifikasi sendiri kalau berita penganiayaan terhadap dirinya itu bohong. Ratna mengaku mukanya lebam habis menjalani operasi plastik. Akibatnya, polisi memeriksa sejumlah orang sebagai saksi terkait kasus hoaks Ratna.

Antara lain Wakil Ketua Tim Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi yakni Nanik S Deyang, Koordinator Juru Bicara Tim Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto-Sandiaga Uno yakni Dahnil Anzar Simanjuntak.

Kemudian Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia Said Iqbal, mantan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais, purti Ratna yakni Atiqah Hasiholan dan salah satu karyawan Ratna yaitu Ahmad Rubangi.

Atas kebohongan tersebut, Ratna dijerat Pasal 14 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana dan Pasal 28 juncto Pasal 45 Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE). (Alf)

tag: #jokowi  #pilpres-2019  #prabowo-subianto  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement
Berita Lainnya
Berita

Ali Wongso: SOKSI Dukung Penuh Jokowi dan Gibran Berada di Partai Golkar

Oleh Sahlan Ake
pada hari Kamis, 25 Apr 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Ketum SOKSI ,Ir. Ali Wongso Sinaga mendukung penuh Pak Jokowi dan Pak Gibran berada di Partai Golkar. Hal ini sebagaimana pernyataan Ketum Partai Golkar Airlangga Hartarto ...
Berita

Bamsoet Apresiasi KPU dan Dukung Penetapan Prabowo - Gibran Sebagai Presiden dan Wapres RI

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo mengapresiasi kerja keras komisi Pemilihan Umum (KPU) serta mendukung penetapan Komisi Pemilihan ...