Berita
Oleh Mandra Pradipta pada hari Kamis, 14 Feb 2019 - 14:20:16 WIB
Bagikan Berita ini :

RUU Kebidanan Disahkan, Mutu Kesehatan di Indonesia Semakin Baik

tscom_news_photo_1550128816.jpg
Anggota Fraksi PKS DPR RI, Mardani Ali Sera (Sumber foto : Istimewa)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Mardani Ali Sera, Anggota Fraksi PKS DPR RI mengucapkan selamat kepada seluruh bidan di Indonesia atas disahkannya Rancangan Undang-Undang (RUU) Kebidanan saat Rapat Paripurna Ke-12 Masa Persidangan III.

“Selamat kepada seluruh bidan di Indonesia, ini kemenangan bangsa Indonesia menjadikan profesi bidan Indonesia jadi tenaga kesehatan yang lebih profesional,” kata Mardani di Jakarta, Kamis (14/2/2019).

Wakil Ketua Komisi II DPR RI itu berharap UU kebidanan ini jadi pedoman profesi Bidan lebih meningkatkan mutu tenaga kesehatan.

"Saya berharap lahirnya RUU ini meningkatkan kualitas pendidikan bidan, kualitas pelayanannya, sekaligus sebagi payung hukum antar bidan dan pasien," ujarnya.

Wakil Ketua BPN Prabowo-Sandi ini juga berharap RUU kebidanan juga bisa linier menurunkan angkat kematian ibu dan anak yang saat ini masih tinggi di Indonesia.

"Saya berharap dengan adanya pedoman profesi Bidan berbanding lurus dengan turunnya angka kematian ibu dan anak di Indonesia karena masuk urutan 10 besar dunia," kata Mardani.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) AKI dan AKB stagnan dalam sepuluh tahun terakhir. Sekretaris Jenderal Kemenkes Untung Suseno Sutarjo mengatakan berdasarkan sensus 2015, angka AKI 305 per seratus ribu kelahiran hidup. Setiap hari, dua ibu dan delapan bayi baru lahir, meninggal.

Selain terkait angkat kematian ibu dan anak, Mardani juga berharap dengan meningkatnya kualitas pendidikan bidan dan profesionalan pasca disahkannya RUU Kebidanan, bisa berdampak menurunkan angkat prevlansi stunting bayi di indonesia.

"Semua pihak harus bekerja keras memang untuk masalah ini, saya berharap bidan juga bisa jadi salah satu tenaga kesehatan yang akan memberi dampak menurunkan angkat prevelansi stunting bayi di indonesia karena masalah gizi," ujarnya.

Prevalensi stunting bayi berusia di bawah lima tahun (balita) Indonesia pada 2015 sebesar 36,4%. Artinya lebih dari sepertiga atau sekitar 8,8 juta balita mengalami masalah gizi di mana tinggi badannya di bawah standar sesuai usianya. Stunting tersebut berada di atas ambang yang ditetapkan WHO sebesar 20%. Prevalensi stunting/kerdil balita Indonesia ini terbesar kedua di kawasan Asia Tenggara di bawah Laos yang mencapai 43,8%.

Legislator kelahiran Jakarta itu berharap ke depan kualitas tenaga kesehatan bisa jadi jauh lebih baik lagi karena sudah dibuatkan aturan dan pedomannya sehingga Indonesia bisa jadi adil dan makmur.

"Insya Allah Indonesia jadi negara yang adil dan makmur," imbuhnya. (ahm)

tag: #pks  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement
Berita Lainnya
Berita

KPK Periksa Angota DPR Ihsan Yunus Kasus Pengadaan Alat Kesehatan

Oleh Sahlan Ake
pada hari Kamis, 18 Apr 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Anggota DPR dari Fraksi PDI Perjuangan, Ihsan Yunus, memenuhi panggilan Tim Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kamis (18/4/2024). Dia diperiksa sebagai saksi ...
Berita

Hardjuno Pertanyakan Ketegasan Pemerintah dan DPR Soal Pemberantasan Korupsi

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Komitmen pemerintah dan DPR terhadap agenda pemberantasan korupsi kembali dipertanyakan public seiring dengan sikap kedua institusi negara itu yang masih abu-abu ...