JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Ketua DPD Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi bercerita tentang pengalamannya tentang Cawapres Ma"ruf Amin. Dia mengaku, sosok Ma"ruf amat berkesan dihatinya.
Dedi terharu dengan sikap Kiai Ma"ruf saat menerimanya di saat orang lain mulai mencibirnya.
Dedi ingat betul saat menjabat sebagai Bupati Purwakarta, dirinya dijauhi orang lain. Alasannya, karena kebijakan Dedi dipandang aneh dan lain daripada kepala daerah kebanyakan. Misalnya, pembangunan banyak patung bernuansa Hindu di Purwakarta. Padahal Dedi beragama Islam.
"Tiga tahun lalu waktu jadi Bupati, saat semua orang menjauhi saya karena nyeleneh dekat sama klenik, eh ada kiai besar datang ke Purwakarta," kata Dedi di Kabupaten Pangandaran ditemani KH. Ma"ruf Amin Kamis, (28/2/2019).
Kiai yang dimaksud Dedi ialah Ketum MUI Ma"ruf Amin. Kehadiran Ma"ruf ke Purwakarta ternyata bukan untuk mengkritiknya. Ia malah terkesima karena malah mendapat dukungan Ma"ruf.
"Pak Ma"ruf Amin datang beri dukungan dan bilang bahwa saya ini aset bangsa, karena saya ajarkan kitab kuning di SD," ujar ketua TKD Jokowi-Ma"ruf Jabar itu.
Dedi memanfaatkan secara maksimal momen pertemuan dengan Ma"ruf saat itu. Keduanya banyak berbincang tentang beragam masalag. Dari situ, Dedi mengetahui Ma"ruf punya keturunan langsung dari kerajaan Padjajaran.
"Pak Dedi, saya ini turunan Sunda, saya ini turunan Padjajaran, ayah saya dari Cirebon, ibu Sumedang," tuturnya menirukan ucapan Ma"ruf.
Dari percakapan itu, Dedi menaruh hormat pada Ma"ruf. Rasa hormat Dedi berubah menjadi dukungan saat Ma"ruf dideklarasikan sebagai Cawapres mendampingi Jokowi.
"Karena saya dirangkul abah (Ma"ruf Amin) kayak anaknya. Beliau akan lanjutkan cita-cita tanah Galuh untuk bangun kebersamaan. Dan beliau punya martabat. Ini suatu kewajiban asasi jaga Galuh Padjajaran," tegasnya. (Alf)