SERANG (TEROPONGSENAYAN) --Ketua Fraksi PKS Jazuli Juwaini menjadi pembicara kunci dalam acaraSeminar "Sosialisasi dan Evaluasi Kegiatan Bela Negara di Provinsi Banten"yang diselenggarakan oleh Kementerian Pertahanan (Kemenhan).
Acara yang diselenggarakan Kemhan ini dalam rangka meningkatkan kesadaran bela negara dan cinta tanah air di kalangan masyarakat.
Dalam kesemoatan ini, hadir jugapejabatKementerian Pertahanan, Direktorat Bela Negara, Kolonel Lily Limanovlava, Pejabat Pemprov Banten Kabankesbangpol Ade Riyanto dan Kadiskominfo Sumardi.
Selain itu, turut hadir juga Tokoh Ulama Banten KH. Abdi Sumaithi dan Anggota DPRD Banten Najib Hamas. Sementara itu, peserta seminar terdiri daripara alim ulama serta pimpinan dan pengasuh Pondok Pesantren di Banten.
Diketahui, seminar Bela Negara ini sendiri untuk pertama kali diselenggarakan di Provinsi Banten bertempat di D"Wiza Convention Hall, Serang Banten.
Dalam paparannya, Ketua Fraksi PKS DPR,Jazuli Juwaini mengapresiasi inisiatif Kemenhan menyelenggarakan acara sosialisasi dan evaluasi kegiatan bela negara, yaitu agar pembelaan terhadap nilai-nilai kebangsaan atau nasionalisme Indonesia semakin kokoh di Provinsi Banten.
Anggota Komisi I DPR ini juga mengapresiasi kehadiran alim ulama dan kyai dalam acara ini. "Ini adalah bukti bahwa ulama, kyai, dan pesantren selalu terdepan dalam upaya bela negara sejak masa pra kemerdekaan hingga hari ini," tegasnya disambut tepuk tangan hadirin.
Menurut Anggota DPR Dapil Banten ini peran ulama, kyai dan santri sangat besar dan dominan dalam sejarah perjuangan bangsa.
"Melalui acara ini, kita ingin mengokohkan mata rantai sejarah bahwa yang memerdekakan Indonesia adalah ulama dan santri pejuang. Mereka ada sebelum Indonesia merdeka dan terdepan memperjuangkan kemerdekaan Indonesia," katanya.
Sejak dulu, lanjut Jazuli, ulama dan umat Islam cinta NKRI. Termasuk lahirnya Pancasila dan Konstitusi adalah hasil pemikiran, perenungan, dan istikhorohnya ulama. Maka lahirlah kesadaran dalam konstitusi bahwa kemerdekaan Indonesia semata-mata atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa. Lalu lahirlah sila pertama Pancasila Ketuhanan Yang Maha Esa dan empat sila lainnya senafas dengan nilai-nilai agama.
"Oleh karena itu, rasanya tidak berlebihan jika saya katakan ulama, kyai, dan santri merupakan tulang punggung kemerdekaan Republik Indonesia. Dan peran mereka hingga saat ini tidak pernah jeda meski tidak mendapatkan gaji dari negara," katanya.
Atas dasar peran dan kontribusi tersebut, Wakil Presiden Forum Parlemen Muslim Dunia ini berharap bangsa Indonesia terus menghormati dan memuliakan ulama.
Dia menyatakan, pemerintah terus menjadikan ulama sebagai suluh dalam kehidupan berbangsa dan bernegara serta mendengarkan nasihat, aspirasi, bahkan kritik mereka dengan penuh hormat.
"Selain itu, kita berharap kebijakan negara semakin berpihak pada pendidikan pesantren karena pesantren sejatinya adalah soko guru pendidikan nasional yang mencetak kader ulama dan generasi bangsa yang berakhlakul karimah. Atas dasar itulah Fraksi PKS turut memperjuangkan lahirnya Undang-Undang Pesantren di DPR," pungkas Jazuli. (Alf)