JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) -- Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Hanafi Rais angkat bicara mengenai ucapan Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Agum Gumelar yang menyebut Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) salah satu orang yang menandatangi surat rekomendasi pemecatanSubianto.
Hanafi menilai apa yang disampaikan Agum adalah lagu lama yang terus diputar-putar yang bertujuan memberikan informasi menyesatkan kepada masyarakat.
"Kalau mau menyuguhkan hidangan pada masyarakat, berilah hidangan yang segar, jangan yang basi kalau yang basi nanti malah muntah. Gitu ya," kata Hanafi di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (12/3/2019).
Wakil Komisi I DPR RI ini menilai persoalan ini sudah selesai dan tak ada lagi permasalah SBY dan Prabowo.
"Kalau emang itu masalahnya Pak Prabowo juga dulu pernah jadi cawapreanya Megawati jadi sebenarnya sudah gak ada masalah lagi soal itu," katanya.
Sebelumnya, Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Agum Gumelar mempertanyakan sikap politik koleganya, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono yang mendukung Prabowo Subianto di Pilpres 2019. Hal itu terungkap dalam sebuah diskusi yang direkam dan diunggah oleh Ulin Ni"am Yusron di akun Facebooknya, Senin (11/3).
Agum dan SBY adalah mantan jenderal TNI yang pernah menjadi anggota Dewan Kehormatan Perwira (DKP). DKP dibentuk pada 1998 oleh Panglima ABRI saat itu, Jenderal Wiranto untuk mengusut kasus penghilangan paksa sejumlah aktivis yang menyeret Prabowo selaku Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus kala itu.
Dalam rekaman diskusi tersebut Agum mengkritik dukungan SBY kepada Prabowo. Pasalnya, kata Agum, SBY termasuk salah satu dari tujuh anggota DKP yang ikut menandatangani surat rekomendasi berisi pemecatan terhadap Prabowo.
"Tanda tangan semua. Soebagyo HS tanda tangan. Agum Gumelar tanda tangan, SBY tanda tangan. Yang walaupun sekarang ini saya jadi heran, ini yang tanda tangan rekomendasi kok malah sekarang mendukung. Tak punya prinsip itu orang," kata Agum dalam sebuah diskusi yang diunggah Ulin Yusron. (ahm)