JAKARTA(TEROPONGSENAYAN) --Peneliti politik Universitas Telkom, Dedi Kurnia Syah, memprediksi pelaksanaan debat Calon Wakil Presiden (Cawapres) pada 17 Maret 2019, tidak hanya akan terjadi saling adu gagasan, tetapi jugamomentumadu emosional antar kandidat.
Menurut Dedi, sebulan jelang pemungutan suara, mayoritaspemilih telah menentukan pilihandanmengerucut pada dua kelompok. Sehingga,debat Cawapres nanti hanya untuk memperteguh ketokohan masing-masing Cawapres. Bukan lagi soal mengumbar kepintaran.
"Paling tidak kita menghadapi masa orientasi ketokohan, Cawapres kali ini sudah sangat menonjol perbedaannya, baik dari sisi pemikiran maupun figur. Sandiaga, saran saya harus menahan diri dari godaan menunjukkan sisi kepintarannya, pilihan menampilkan sosok yang santun dan penuh hormat pada lawan akan lebih potensial" ujar Dedikepada TeropongSenayan,Kamis (14/3/2019).
Lebih lanjut, Dedi menyatakan,kedua Cawapres jugatelah memiliki posisi stabil di mata publik, sehingga menurutnya debat tersebuttidak akan banyak mempengaruhi pemilih.
"Tidak banyak pemilih yang terpengaruh dari debat, terlebih sejauh ini keduanya sudah memiliki basis pendukung masing-masing, kelompok abu-abu tidak dominan," ungkapnya.
Dedi melanjutkan, jika merujuk pada tema, dirinyameyakini Sandiaga akan lebih unggul soal materi debat.
Hal tersebut berkaca dari pengalaman Sandiaga sebagai pengusaha sukses. Sementara Ma"ruf Amin akan berkutat di tataran ide dan gagasan murni.
"Meskipun Ma"ruf Amin jugadikenal sebagai politisi senior, tapi kiprah beliau tidak banyak yang tahu," katanya.
"Jadi, secara materi Sandiaga diuntungkan dengan pengalaman, Ma"ruf Amin harus mampu mengartikulasikan ide dan gagasannya. Tetapi dengan jarak usia yang jauh, Sandiaga harus memperhatikan kondisi psikologi publik, ia harus merunduk meskipun berkesempatan show off," pungkasDedi. (Alf)