MEDAN (TEROPONGSENAYAN) --Anggota staf Kepresidenan Ali Mochtar Ngabalin yang dikenal sebagai figur kontroversial, harus menanggung malu karena diusir oleh mahasiswa saat menjadi pembicara dalam sebuah dialog publik di Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UIN SU), Medan, Kamis, (21/3/2019).
Ngabalin diusir karena dianggap berkampanye dengan mengumbar puji pujian kinerja Jokowi di depan mahasiswa.
Hal ini tejadi saat Ngabalin tengah memaparkan pemikirannya pada forum yang bertema "Wawasan Kebangsaan Menuju Kedaulatan Maritim Dan Daya Saing Bangsa Dalam Era Revolusi Industri 4.0’ di Gelang Mahasiswa H.M Arsjad Thalib Lubis di Kampus 1 UIN SU.
Dalam kesempatan ini, Ngabalin tidak sendiri. Ada beberapa pembicara lain juga dihadirkan. Yaitu Rektor UINSU, Prof. KH Saidurrahman, Sekjen Kominfo Rosarita Niken Widiastuti, dan Direktur Informasi, Komunikasi Perekonomian dan Maritim Ditjen IKP Kementerian Kominfo RI Septriana Tangkary.
Ngabalin melengkapi paparannya dengan slide dan video. Melihat paparan Ngabalin yang dianggap melakukam kampanye terselubung untu petahana Jokowi, Aliansi Mahasiswa UINSU memprotes. Sejumlah mahasiswa berdiri dan memprotes apa yang disampaikan Ngabalin.
“Kita melakukan aksi penolakan beliau dari berbagai jurusan dan fakultas,” kata Koordinator Aksi, Bobby Harahap, kepada pers.
Bobby menegaskan, kampus harus menjaga independensinya pada Pemilu 2019 ini. Mahasiswa mesti menjaga agar jangan sampai terjadi politisasi di kampus.
“Jadi saya sampaikan, siapa pun dari tim kampanye mana pun, tidak boleh datang ke kampus. Karena kampus adalah tempat mahasiswa untuk belajar. Kampus tidak boleh dijadikan lahan politik praktis dan lahan-lahan kepentingan pribadi. Tim Sukses akan kami usir,” ujar Bobby.
Kehadiran Ngabalin terindikasi bermuatan politik, yang dikemas dalam kegiatan dialog wawasan kebangsaan. Dalam acara tersebut, materi wawasan kebangsaan yang diputar adalah foto-foto Jokowi.
“Sehingga suasana di dalam itu jadi ricuh. Jadi kita tadi melaksanakan aksi pada saat Ngabalin sedang berorasi yang menyampaikan materinya,” ungkapnya.
Dalam suasana gaduh itu, Ngabalin langsung dievakuasi keluar aula. Semula, politikus Golkar itu ingin memberikan klarifikasi atas aksi penolakan itu, tapi mahasiswa yang menggelar aksi melarangnya bicara. Ngabalin pun akhirnya pergi meninggalkan kampus.
Wakil Rektor III UIN SU Prof Amroeni memastikan acara dialog umum itu tidak ada unsur politisasi kampus, murni memberikan wawasan kebangsaan bagi mahasiswa.
“Ada menganggap ini politisasi kampus, harus saya diluruskan. Dalam kegiatan ini, pada hakitatnya, tidak ada istilahnya politisasi,” ujar Amroeni.
Amroeni memastikan kampus tidak akan memberikan sanksi kepada mahasiswa yang menolak paparan Ngabalin. “Hanya diberikan pemahaman,” katanya. (Alf/tilik.id)