Opini
Oleh Muh. Nur Jabir pada hari Sabtu, 23 Mar 2019 - 05:58:09 WIB
Bagikan Berita ini :

"Politik, Kejujuran, dan Kebahagiaan"

tscom_news_photo_1553295489.jpg
Ilustrasi (Sumber foto : Ist)

Sudah semestinya dan memang seharusnya politik selalu berjalan beriringan dengan kejujuran. Politik terbaik adalah politik yang dibangun di atas nilai-nilai kejujuran. Tapi memang faktanya, jauh panggang dari api, apa yang kita saksikan justru malah sebaliknya, seolah menghalalkan segala cara, sebab tujuan utama adalah memenangkan kemenangan bagaimana pun caranya.

Ilmu politik yang diajarkan dibangku kuliah, hampir-hampir tak menemukan wujud aktualnya. Politik yang dipahami sebagai alat untuk mencapai tujuan bersama, nampaknya menjadi malapetaka, sebab maksud kata bersama adalah "kelompok kita sendiri", bukan "yang lain" yang berbeda dengan kita. Akhirnya "kelompok kita" harus mendominasi "kelompok lainnya". Dan walhasil, politik berubah menjadi "konspirasi".

Tapi suka atau tidak, manusia adalah makhluk politik dan madani. Tak mau tahu urusan politik, juga bagian dari politik. Menjauh dari ranah politik adalah sebuah langkah politik. Jadi pertanyaannya, sejauh mana kita harus berpolitik?

Tapi yang pasti, jangan perkecil dan membatasi kehidupan ini, semata-mata sebagai dunia politik. Memaknai hidup dan kehidupan hanya dalam bingkai politik akan membuat kehidupan ini menjadi tak bermakna.

Kehidupan lebih kompleks dari urusan politik. Jika seluruh potensi manusia dikerahkan dalam urusan politik, manusia tak kan bisa memaknai arti sejati dari kebahagiaan. Bahkan jika seseorang begitu bahagia karena mampu meraih kekuasaan sekali pun, cepat atau lambat, kekuasaan tersebut harus dilepaskan.

Itu sebabnya, jika tujuan satu-satunya adalah kekuasaan, dia akan mempertaruhkan apa pun yang ia miliki, bagaimana pun caranya dan dengan cara apa pun. Dusta, fitnah, dan kebohongan akan dia lakukan. Bahkan rela melakukan hal itu semua atas nama agama.

Jadi jangan pernah lupa, jika kita menjunjung tinggi nilai-nilai moralitas dan kemanusiaan, politik hanya salah satu dimensi dari kehidupan kita untuk membangun kehidupan yang lebih baik. Namun membangun kehidupan yang lebih baik, baik itu untuk diri sendiri dan orang lain, bukan tugas politik semata, tapi tugas kemanusiaan kita semua.

Jadi, "politik itu untuk kehidupan, bukan kehidupan untuk politik".

Sebaiknya kita merenungi dengan khusyu" pesan Maulana Rumi;

Dia hanya seorang Darwish palsu, tak layak diberi roti, jangan buang tulang pada lukisan anjing,

Dia faqir pada makanan,

bukan faqir kepada Tuhan, Jangan beri makanan pada lukisan mati dan tak bernyawa.

Para Darwish palsu seperti ikan keramik, bentuknya seperti ikan namun takut air,

Dia seperti ayam rumahan, tak seperti Simurgh yang terbang bebas di angkasa, Ayam rumahan, makan makanan lezat, tapi luput dari makanan Inayah Ilahi,

Dia mencintai Ilahi disebabkan pemberian, Tapi jiwanya tak mencintai kebaikan dan keindahan. (*)

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #pemilu-2019  #pilpres-2019  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement
Opini Lainnya
Opini

Kode Sri Mulyani dan Risma saat Sidang MK

Oleh Anthony Budiawan - Managing Director PEPS (Political Economy and Policy Studies)
pada hari Kamis, 18 Apr 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Sri Mulyani (dan tiga menteri lainnya) dimintai keterangan oleh Mahkamah Konstitusi pada 5 April yang lalu. Keterangan yang disampaikan Sri Mulyani banyak yang tidak ...
Opini

Tersirat, Hotman Paris Akui Perpanjangan Bansos Presiden Joko Widodo Melanggar Hukum: Gibran Dapat Didiskualifikasi?

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --1 April 2024, saya hadir di Mahkamah Konstitusi sebagai Ahli Ekonomi dalam sidang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum 2024. Saya menyampaikan pendapat Ahli, bahwa: ...