Opini
Oleh Zeng Wei Jian (aktivis aktvis Komunitas Tionghoa Anti-Korupsi) pada hari Senin, 25 Mar 2019 - 23:46:22 WIB
Bagikan Berita ini :

Jokowi-Ma'ruf Kalah

tscom_news_photo_1553532382.jpg
Zeng Wei Jian (Sumber foto : Ist)

GRANDStrategy mayoritas followers Paslon Ko-Ruf No 1 adalah “Fearmongering”. Menginjeksi Islamophobia. Rasa takut diyakini lebih efektif daripada rasa lapar.

“Part of the reason that the government’s fear mongering is succeeding is because so many people are so ignorant, that it is easier for government to frighten people in submission,” kata Penulis James Bovard.

Maka persetan dengan daya-beli lemah akibat policy pajak. Swasta bangun sepotong Jalan Tol Berbayar, dipaksain jadi Prestasi Jokowi. Ngga peduli usia, Kyai Maruf Amin direkrut jadi cawapres. Eliminasi Prof Mahfud MD. Fungsinya; sedot suara nahdliyin.

Padahal Jokower grassroot cuma Pasukan Nasi Bungkus. Walau pun, Jokowi dua periode, Mereka tetap ngutang, nunggak bayar listrik dan ngga sanggup beli rumah.

Pihak yang diuntungkan dari Jokowi Dua Periode ya dia-dia lagi. Broker politik, buzzer, kontraktor proyek dan taipan. Jokower grassroot cuma dapet kaos dengan gambar Kyai Maruf dan siluet biru, merah, hijau, kuning mirip diagram partai gay dan lesbian. Bonusnya nasi-bungkus dan duit goban.

Selagi Gubernur Ganjar gunakan APBD 18 Milyar gelar Konser Apel Kebangsaan Slank, ente dapet apa?!

Narasi “Fearmongering” itu seputar delusional story. Rekayasa konsultan politik. Outline-nya itu-itu aja. FPI, Khilafah, Negara Islam, Suriahnisasi Indonesia dan Syariah Laws. Hayalan tingkat tinggi seperti pasien over-dosis Sanax.

Jokower grassroot dan elite memang kurang piknik. FPI sudah ada sejak 1998. HTI bebas-bebas saja di masa lalu. Sudah ada dari tahun 1983.

Baru dipermasalahkan sejak Jokowi-Ahok berkuasa. Menurut Bret Stephens, Institutionalized racism dan Jihadist merupakan Liberalism’s Imaginary Enemies.

PEW Research melakukan riset. Hasilnya, dari 1.6 milyar muslim hanya 0.006625 persen mendukung violence.

Tapi karena pemerintah butuh “imaginary enemy” to divert people attention, maka “blame it on Islam” diimplementasi. Hasilnya, divided society. Dampaknya, investor males tanam duit. Solusinya ya ngutang lagi ke China.

Premis awal dari Grand Strategy sudah salah. “Fear” bukan primum movens. National Institutes of Health menyimpulkan motivasi utama manusia adalah hunger, thirst, or fear.

Keruntuhan ekonomi sudah dirasakan middle class. Mereka sudah ngga tahan. Jangankan bangun pabrik, import saja susah sekarang. Tempat-tempat hiburan sepi. Masyarakat pilih simpan uang.

Plus aneka rupa kebohongan seperti Pembebasan Siti Aisyah di Malaysia, membuat publik makin meradang. Di Zaman Pak Harto, sekali pun masih membangun, Indonesia punya regional prestige as big brother.

Karena itu, jangan heran bila April 2019, Paslon Ko-Ruf No 1 akan tumbang.

THE END (*)

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #pilpres-2019  #jokowimaruf-amin  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement
Opini Lainnya
Opini

Kode Sri Mulyani dan Risma saat Sidang MK

Oleh Anthony Budiawan - Managing Director PEPS (Political Economy and Policy Studies)
pada hari Kamis, 18 Apr 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Sri Mulyani (dan tiga menteri lainnya) dimintai keterangan oleh Mahkamah Konstitusi pada 5 April yang lalu. Keterangan yang disampaikan Sri Mulyani banyak yang tidak ...
Opini

Tersirat, Hotman Paris Akui Perpanjangan Bansos Presiden Joko Widodo Melanggar Hukum: Gibran Dapat Didiskualifikasi?

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --1 April 2024, saya hadir di Mahkamah Konstitusi sebagai Ahli Ekonomi dalam sidang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum 2024. Saya menyampaikan pendapat Ahli, bahwa: ...