JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) -- Wakil Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS ) Hidayat Nur Wahid pesimis KPU akan dapat menyelesaikan persoalan daftar pemilih tetap (DPT) pemilu 2019 yang tinggal 8 hari lagi.
"Ya kalau melihat dari perjalanan waktu, ini kan sudah lama dikritik dan ga ada selesai-selesai tidak ada progres yang meyakinkan. Saya pesimis," kata Hidayat di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (9/4/2019).
BPN mencatat masih ada 17 juta lebih DPT yang masih dalam bermasalah. Dengan begitu dengan pemilu yang masih menyiksakan kurang dari dua minggu ini, KPU akan mengalami kesulitan menyelesaikan persoalan ini.
"Menurut kami sangat besar ya karena 2014 ketika Pak Jokowi atau ketika Pak Prabowo tidak menjadi presiden atau Pak Jokowi yang memenangkan presiden itu selisih suaranya kan tidak lebih dari 18 juta suara. Ini 17 juta suara ini jumlah yang sangat besar dan karenanya sekali lagi bukan dalam rangka delegitimasi KPU justru dalam menyelematkan KPU," tegasnya.
Hidayat juga mengatakan, jika demokrasi berjalan sesuai harapan seluruh rakyat Indonesia, maka pemilu dan pilpres berjalan dengan baik dan diterima semua pihak.
"Agar nanti tidak ada gugat menggugat setelah pemilu ini, kita juga ingin menjunjung tinggi pemilu berjalan dengan baik dan diterima semua pihak," ujarnya.
Untuk diketahui BPN, ingin KPU segera menyelesaikan 17 juta DPT yang masih bermasalah. Dari jumlah itu banyak nama-nama pemilih ganda, tanggal lahir sama dan lain sebagainya. BPN khawatir masalah itu berpotensi terjadi kecurangan yang dimanfaatkan saat Pemilu 17 April mendatang. (ahm)