CIANJUR (TEROPONGSENAYAN) --Cawapresnomor 02, Sandiaga Salahuddin Uno mengingatkan masyarakat agar tetap menjaga nilai-nilai demokrasi dalam pelaksanaan Pemilu 2019.
Sandi ingin Pemilu Serentak 17 April pekan depan berjalandengan baik. Salah satunya adalah menolak secara tegas upaya pembelian suara.
Di hadapan masyarakat Cianjur, Jawa Barat yang kebanyakan berprofesi sebagai petani, Sandi juga sempat menyinggung kasus korupsi pupuk yang diungkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan menjerat politisi Partai Golkar Bowo Sidik Pangarso.
"Kemarin beberapa waktu lalu ada OTT (operasi tangkap tangan) kejadian korupsi. Pupuk petani malah dikorupsi," kata Sandi dalam kampanyenya di Gedung Herlina, Cianjur, Jawa Barat, Kamis (11/4/2019).
Yang lebih miris lagi kata Sandi, selain menyakiti petani yang selama ini sulit menjangkau harga pupuk adalah, uang hasil korupsi tersebut diperuntukkan bagi pemenangan salah satu kontestan pemilu.
"(Uang suap) dimasukkan dalam amplop untuk serangan fajar, ada cap jempol. Ini jelas menyakiti dan menciderai demokrasi," ujarnya.
Dengan adanya indikasi praktik pembelian suara rakyat, Sandiaga meminta seluruh masyarakat menjaga proses demokrasi yang hanya tinggal beberapa hari ini dengan cara baik dan mengikuti hati nurani.
"Mari kita jaga hati, jaga TPS jangan dinodai. TPS ini bukan kebetulan. Insya Allah sudah diciptakan TPS ini adalah, Tusuk Prabowo Sandi," tandas Sandiaga yang langsung membuat warga yang sebelumnya duduk di lantai berdiri seraya bertepuk tangan.
Pada kesempatan itu, Sandiaga juga sempat melakukan simulasi pencoblosan Pilpres 2019 pada sebuah baliho berukuran sekitar 2 meter persegi bergambar dirinya dan Prabowo Subianto.
"Bismiillahirrohmanirrohim... Tusuk nomor 2 Prabowo Sandi," kata Sandi yang kembali membuat suasana riuh teriakan masyarakat mendukung Prabowo-Sandi. (Alf)