YOGYAKARTA (TEROPONGSENAYAN)--Yendra Fahmi, pengusaha dan pengurus PP Muhammadiyah, mewujudkan bakti kepada sang ibunda sekaligus untuk persyarikatan. Ini dilakukan Yendra dengan menyumbangkan uang pribadi sebesar Rp 30 M untuk membangun masjid H Yuliana di lokasi Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah di Sedayu, Bantul, Yogyakarta.
"Masjid ini didesain untuk menampung sejumlah orang hingga lebih dari 2.000 jama’ah. Yendra Fahmi, pengusaha asal Minang, membantu pembangunan masjid ini dengan biaya Rp 30.000.000.000 dari kantong pribadinya. Sebagai pengusaha sekaligus pengurus Muhammadiyah, Yendra telah turut serta dalam upaya untuk mencerdaskan anak bangsa," ujar KH Ahmad Syafii Maarif,
Ketua Tim Pengembangan Mu’allimin, Sabtu (16/11/2019).
KH Ahmad Syafii Maarif atau Buya Syafii Maarif menyampaikan hal tersebut dalam acara peletakan batu pertama pembangunan masjid H Yuliana di lokasi pembangunan kampus baru Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah di Sedayu, Bantul, Yogyakarta. Hadir antara lain Ketua PP Muhammadiyah KH Haedar Nasir dan Ketua MPR RI Bambang Soesatyo.
Masjid H Yuliana diambil dari nama ibunda Yendra Fahmi. Sebagai Ketua Tim Pengembangan Mu’allimin, Buya Syafii Maarif menambahkan bahwa bantuan yang diberikan oleh Yendra Fahmi adalah langkah nyata ikut membangun masa depan bangsa.
"Sebuah usaha untuk membangun masa depan bangsa dalam jangka waktu yang tidak terkira," ujar Buya Syafii Maarif.
Diungkapkan oleh Buya Syafii Maarif, Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta telah lebih dari seabad berkiprah mencerdaskan anak bangsa. Para lulusannya telah menyebar ke seluruh pelosok tanah air dan menunjukkan kiprah konkret, tidak hanya di lingkup Persyarikatan. Sebagai sekolah kader Muhammadiyah, menurut Buya, Mu’allimin mendidik para siswanya untuk memiliki ketajaman wawasan kemanusiaan, bangsa, umat, dan Persyarikatan.
"Mengapa posisi madrasah ini menjadi semakin penting? Saya sebagai salah seorang alumnus madrasah ini pertengahan abad yang lalu merasakan betul bahwa pembentukan karakter dan akhlak mulia sangat ditekankan kepada para siswa. Kurikulumnya telah mengalami perubahan dan pengembangan dari masa ke masa," ujar Buya.
Menurut Buya, dilokasi Mu’allimin lama kini tidak lagi mampu menampung jumlah pendaftar yang terus bertambah dari hampir seluruh provinsi di tanah air. Pengembangan Mu’allimin dari Kota Yogyakarta ke Kecamatan Sedayu, Bantul, menjadi harapan baru bagi kita agar lebih banyak lagi yang bisa menimba ilmu di madrasah yang didirikan oleh KH Ahmad Dahlan ini.
"Di samping membangun gedung sekolah dan asrama yang baru, alhamdulillah, Mu’allimin di abad keduanya ini bisa memulai pembangunan masjid Hajah Yuliana (ibunda dari pengusaha Yendra Fahmi) sebagai bagian dari pengembangan madrasah di Argorejo, Sedayu, Bantul," papar Buya Syafii Maarif.(ris)