Oleh Sahlan Ake pada hari Kamis, 12 Des 2019 - 21:26:54 WIB
Bagikan Berita ini :

DPR Desak Pemerintah Selesaikan Persoalan Peternak Ayam Mandiri

tscom_news_photo_1576160814.jpeg
Ternak ayam (Sumber foto : Istimewa)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) -Anggota Komisi VI DPR RI Singgih Januratmoko meminta pemerintah segera menyelesaikan segala persoalan yang dihadapi oleh para peternak ayam mandiri mulai dari harga DOC, harga pakan dan melindungi usaha peternak rakyat mandiri.

Singgih menyikapi gelombang demonstrasi oleh para peternak ayam dibeberapa wilayah Indonesia termasuk Panguyuban Peternak Rakyat Indonesia melakukan aksi damai di depan Gedung Kementerian Pertanian (Kementan), Rabu (11/12/2019) kemarin.

Ia berharap seluruh persoalan ini harus segera diselesaikan oleh pemerintah termasuk memfasilitasi eksport produk ayam ketika terjadinya kelebihan pasokan di tingkat peternak.

"Pemerintah harus memfasilitasi eksport produk ayam untuk atas surplus produksi ayam nasional," kata Singgih di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (12/12/2019).

Tak hanya itu, politikus Golkar ini juga meminta pemerintah memberikan insentif bagi peternak yang berhasil melakukan ekspor produk ayam.

"Pemerintah perlu memberikan insentif bagi peternak yang berhasil melakukan ekspor produk ayam," tegas anggota DPR dapil Jawa Tengah ini.

Tak hanya itu, dia juga meminta adanya koordinasi dilintas sektor ketika terjadinya anjloknya harga ayam ditingkat nasional.

"Koordinasi lintas Kementerian Pertanian, Kemendag, pemerintah daerah, dan aparat penegak hukum sangat diperlukan dalam menangani hancurnya harga ayam nasional," tegasnya.

Sebelumnya, Panguyuban Peternak Rakyat Indonesia melakukan aksi damai di depan Gedung Kementerian Pertanian (Kementan), Rabu 11 Desember kemarin.

Aksi demonstrasi damai ini, bertujuan untuk menyampaikan tuntutan dan aspirasi kepada pemerintah dan pihak terkait untuk menaikkan harga ayam hidup dan melindungi usaha peternak rakyat mandiri.

Hal itu, karena satu bulan pasca anjloknya harga ayam hidup (live bird/LB) Juni lalu, harganya kembali menyentuh titik terendah pada Agustus 2019, yakni Rp 8.000 per kilogram.

"Tercatat selama kurun waktu sembilan bulan di 2019, usaha perunggasan mengalami dua kali gelombang tsunami anjloknya harga LB di tingkat peternak. Dan lagi-lagi sebab musababnya disebabkan oleh over supply produksi LB," kata Ketua Koordinator Panguyuban Peternak Rakyat Indonesia Alvino di sela-sela aksi demonstran di Kementerian Pertanian.

Alvino menuturkan riak-riak gelombang pembentuk gejolak tsunami jatuhnya harga ayam hidup tercatat sudah terjadi sejak Agustus 2018. Harganya selalu di bawah HPP peternak. Puncaknya terjadi di Juni 2019 dan kembali terjadi pada Agustus 2019.

Dirinya mengatakan, sudah melakukan berbagai upaya yang dilakukan dan disuarakan peternak kepada pemerintah, termasuk upaya antisipasi untuk menjaga kestabilan harga ayam hidup. Namun, kata dia, tak pernah ada solusi yang jitu dan berkepanjangan.

Alih-alih menyelesaikan persoalan, tercatat sejak awal 2019 sampai saat ini, kata ia, harga pakan terus bertengger di harga Rp6.800-Rp7.400 per kg. Padahal pemerintah selalu gembar-gembor produksi jagung sebagai bahan utama pakan ternak di posisi surplus bahkan sampai dilakukan ekspor.

Kendati begitu, menurutnya, kondisi ini tidak ikut menggerek penurunan harga pakan. Sementara seperti diketahui pakan merupakan komponen terbesar dalam usaha budidaya broiler.

Selain pakan, kata dia, harga Day Old Chick/anak ayam umur 1 hari (DOC) juga mengalami hal yang sama. Tercatat sejak Agustus 2018 harga DOC selalu bertengger di harga Rp6.600-Rp6.100. Baru pada Juni–Agustus 2019 harga DOC bergerak turun rata-rata di harga Rp4.000 dan itu pun
belum membantu dikarenakan harga LB anjlok ke titik terendah.

"Sementara di sisi lain upaya penyeimbangan supply dan demand melalui pengurangan produksi DOC selalu berdampak lebih dulu terhadap kenaikan harga dan ketersediaan DOC bagi peternak," katanya.

Dia melihat benang kusut itu lah yang selalu tidak bisa diurai pemerintah dan pelaku industri perunggasan (perusahaan integrasi) yang memakan korban terlebih dahulu peternak broiler. (ahm)

tag: #dpr  #kementerian-pertanian  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
AMIN BANNER 01
advertisement
AMIN BANNER 02
advertisement
AMIN BANNER 03
advertisement
AMIN BANNER 04
advertisement
AMIN BANNER 06
advertisement
AMIN BANNER 08
advertisement