JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX di Papua menghadapi ancaman tidak ringan. Ada dua isu yang perlu ditangani yakni wabah Corona dan gangguan keamanan dari kelompok kriminal bersenjata (KKB). Wakil Ketua Komisi X DPR Abdul Fikri Faqih meminta pemerintah perhatikan dengan seksama 2 masalah tersebut. "KKB dan corona adalah dua hal yang berlainan jenis, tetapi semuanya mematikan dan cukup mengkhawatirkan," kata Fikri, Kamis (12/3/2020).
Ketua Panitia Kerja PON Komisi X DPR itu mengatakan hambatan dalam pelaksanaan PON XX di Papua yang dijadwalkan Oktober 2020 tidak hanya mencakup infrastruktur atau hal teknis lainnya, tetapi juga isu keamanan.
Selain isu virus corona dan COVID-19 yang sudah dinyatakan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai pandemi global, ancaman gangguan keamanan dari KKB juga terjadi menyusul aksi yang terjadi di Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika. "Kendala teknis pelan-pelan bisa disiasati, tetapi ancaman terbesar justru soal wabah virus corona dan gangguan keamanan," tuturnya.
Fikri tidak berharap PON XX akan dibatalkan. Dia berharap wabah corona di Indonesia segera mereda menyusul aktivitas virus tersebut yang semakin berkurang di negara asalnya, China.
Warga Diancam KKB
Wakil Bupati Mimika, Papua Johannes Rettob menyatakan empat kampung di sekitar Kota Tembagapura kini telah kosong setelah seluruh warganya dievakuasi ke Timika karena diganggu oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB).
"Di Waa, Banti, Opitawak dan Kimbeli sudah tidak ada orang lagi. Semua penduduk asli Amungme yang tinggal di sana, termasuk warga yang mendulang di Kali Kabur seluruhnya telah diturunkan ke Timika karena situasi di sana tidak nyaman," kata Johannes, Kamis.
Dia menegaskan tidak ada penampungan khusus bagi warga yang dievakuasi dari Distrik Tembagapura itu. Setiba di Timika, ribuan warga itu langsung diantar ke rumah kerabat mereka di beberapa titik di Kota Timika seperti Kwamki Lama, SP12, SP13, SP9, SP2, SP3, Irigasi dan sebagian lagi tersebar di Kota Timika.
Dinas Sosial Mimika mencatat jumlah warga Distrik Tembagapura yang dievakuasi ke Timika seluruhnya mencapai 1.662 orang, sebagian besar merupakan ibu-ibu dan anak-anak.