Berita
Oleh Rihad pada hari Wednesday, 08 Apr 2020 - 16:59:00 WIB
Bagikan Berita ini :

Tempat Pendidikan Jadi Klaster Corona, Ridwan Kamil Minta Izin Kiai untuk Tes Para Santri dan Ustad

tscom_news_photo_1586338497.jpg
Ridwan Kamil (Sumber foto : Ist)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)- Pemprov Jawa Barat terus menggalakkan pemeriksaan melalui metode rapid test. Pemprov menargetkan zona pendidikan yang merupakan klaster baru penyebaran virus corona. “Di Jabar banyak pesantren. Mohon izin kepada ulama dan kiai, dalam minggu ini tes masif akan dilakukan juga di pesantren-pesantren. Semoga tidak ada kasus positif,” kata Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Selasa (7/4).

Pria yang akrab disapa Emil itu menuturkan, dari rapid test yang sudah dilaksanakan beberapa hari terakhir, pihaknya menemukan muncul pola baru penyebaran baru, yakni kasus positif COVID-19 di zona pendidikan. Salah satunya kasusnya adalah 300 siswa Sekolah Pembentukan Perwira Kepolisian RI (Setukpa) di Sukabumi yang dinyatakan positif virus corona hasil rapid test.

Selain di Setukpa, kasus positif juga ditemukan di Sekolah Calon Perwira Angkatan Darat (SECAPAAD), Kota Bandung, lalu Pusat Pendidikan Ajudan Jenderal (Pusdikajen) Kodiklat TNI AD, dan Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Jatinangor di Kabupaten Sumedang.

Ridwan menyatakan lingkungan pendidikan, terutama pendidikan yang mengharuskan siswanya untuk menginap di asrama seperti pesantren, harus segera dilakukan."Tes masif diupayakan sebanyak mungkin untuk dapat mengetahui peta sebaran kasus positif, pelacakan riwayat kontak, dan pengobatan guna memutus penyebaran virus dan penyebab penyakit COVID-19," ucap dia.

Emil menjelaskan, saat ini Provinsi Jabar memiliki sekitar 100.000 alat rapid test, dan 63.000 di antaranya sudah didistribusikan ke 27 kabupaten/kota. Sejauh ini, hasil dari 21.600 rapid test, 826 dinyatakan positif.

Mereka yang dinyatakan positif dari rapid test akan dilakukan tes swab melalui pemeriksaan menggunakan teknik reaksi rantai polymerase (polymerase chain reaction/PCR) agar lebih akurat hasilnya.

Sementara itu, Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jawa Barat, Daud Achmad, menyebut rapid test di pesantren lebih difokuskan mengingat banyaknya jumlah siswa di sana. “Kita tahu, santri tinggal di kobong ramai-ramai. Kerawanannya, kalau ada satu saja yang terpapar akan berpotensi penularan. Tes ini juga sebagai deteksi dini, jika ditemukan kasus positif cepat ditangani,” kata Daud.

Sebelumnya, Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum mengatakan, pihaknya menggelar rapid test Covid-19 untuk 5.000 ulama di Jabar. Ulama dimaksud adalah mulai dari tokoh agama di kampung dan desa hingga pimpinan pondok pesantren.

Menurut Uu, pesantren juga berpotensi menjadi kluster baru penularan virus Covid-19. Apalagi, kiai atau sesepuh ponpes sering menerima tamu atau bersalaman dengan santri. Bahkan, santri dengan niat tawasul mencium tangan para kiai. Hal itu berpotensi penularan virus Covid-19.

Oleh karena itu, kata Uu, Pemprov Jawa Barat akan melakukan rapid test corona secara massif kepada 5.000 kiai di Jawa Barat.

tag: #ridwan-kamil  #corona  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
AMIN BANNER 01
advertisement
AMIN BANNER 02
advertisement
AMIN BANNER 03
advertisement
AMIN BANNER 04
advertisement
AMIN BANNER 06
advertisement
AMIN BANNER 08
advertisement
Berita Lainnya
Berita

Kini Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di ATM BRI

Oleh Sahlan Ake
pada hari Kamis, 28 Mar 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Bank DKI kembali menunjukkan komitmennya dalam memberikan layanan terbaik kepada nasabah khususnya dalam layanan digital. Melalui kerja sama dengan PT Jalin Pembayaran ...
Berita

DPR Sahkan RUU Daerah Khusus Jakarta Jadi UU

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --DPR RI resmi mengesahkan Rancangan Undang-Undang Daerah Khusus Jakarta (RUU DKJ) menjadi Undang-Undang (UU). Pengesahan dilakukan pada Rapat Paripurna DPR RI ke-14, di ...