Oleh Sahlan Ake pada hari Senin, 13 Apr 2020 - 11:05:55 WIB
Bagikan Berita ini :

Selain PHK, Krisis Pangan Hantui Indonesia

tscom_news_photo_1586750755.jpg
Petani padi (Sumber foto : Ilustrasi)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Pandemi Covid-19 terus meluas ke 34 provinsi di Indonesia. Setiap harinya adanya peningkatan korban yang positif virus yang bermula dari Wuhan, China itu.

Atas hal itu, Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) menilai krisis tersebut berpotensi meluas ke masalah-masalah lainnya. Seperti gejolak budaya (adaptasi), sosial dan ekonomi, termasukkrisis panganjika penanganan dan penghentian penyebaran wabah tidak berjalan dengan efektif dan cepat.

Sekjen Konsorsium Pembaruan Agraria, Dewi Kartika mengatakan gejala di atas sudah mulai muncul di beberapa wilayah, terutama daerah-daerah perkotaan yang jauh dari sumber pangan. Kelompok-kelompok rentan di perkotaan, buruh, tenaga kerja informal, dan pekerja harian lainnya merupakan komunitas yang paling terdampak atas situasi tersebut.

Kebijakan pembatasan jarak yang dilakukan pemerintah untuk mencegah penyebaran virus secara langsung telah menyebabkan mereka kehilangan pemasukan dan bahkan sebagiannya di PHK. Ujungnya, nasib mereka menjadi semakin tidak pasti selama pandemi ini berlangsung.

Sementara, di desa dan pelosok-pelosok pesisir, petani dan nelayan juga merasakan dampak langsung. Seperti situasi yang dihadapi Serikat Petani Majalengka (SPM), para petani yang memasuki masa panen terancam mengalami kerugian.

"Masalahnya harga komoditas pangan tiba-tiba turun drastis akibat permintaan yang menurun," kata Dewi dalam keterangan tertulis, Senin (13/4/2020).

Sementara, Direktur Utama Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) Budi Waseso memastikan stok beras nasional masih mencukupi untuk kebutuhan dalam negeri, yakni 1,44 juta ton per 9 April 2020. Stok tersebut terdiri atas cadangan beras pemerintah (CBP) sebanyak 1,39 juta ton dan beras komersial 53 ribu ton.

Dia menambahkan Bulog akan melakukan pengadaan 950 ribu ton beras untuk menjaga cadangan beras pemerintah (CBP) pada tahun ini tetap dalam rentang 1-1,5 juta ton. Budi menekankan Bulog berpihak kepada para petani, karena itu lembaga tersebut akan berusaha maksimal menyerap hasil panen mereka.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, puncak panen padi tahun ini diperkirakan terjadi pada bulan April. Waktu tersebut mundur satu bulan jika dibandingkan dengan puncak panen pada 2018 dan 2019. Selama April 2020, Perum Bulog menargetkan penyerapan gabah atau beras dalam negeri sebanyak 222 ribu ton, 207 ribu ton di Mei, dan 148 ribu ton pada Juni.

"Mengenai ancaman Covid-19 ini, pada prinsipnya kami sudah mengantisipasi. Kami sudah menyampaikan kepada jajaran untuk menyiapkan diri memproduksi dan mendistribusikan semua kebutuhan, khususnya masalah beras," kata Budi.

tag: #corona  #harga-pangan  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
AMIN BANNER 01
advertisement
AMIN BANNER 02
advertisement
AMIN BANNER 03
advertisement
AMIN BANNER 04
advertisement
AMIN BANNER 06
advertisement
AMIN BANNER 08
advertisement
Lainnya
Berita

Kini Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di ATM BRI

Oleh Sahlan Ake
pada hari Kamis, 28 Mar 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Bank DKI kembali menunjukkan komitmennya dalam memberikan layanan terbaik kepada nasabah khususnya dalam layanan digital. Melalui kerja sama dengan PT Jalin Pembayaran ...
Berita

DPR Sahkan RUU Daerah Khusus Jakarta Jadi UU

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --DPR RI resmi mengesahkan Rancangan Undang-Undang Daerah Khusus Jakarta (RUU DKJ) menjadi Undang-Undang (UU). Pengesahan dilakukan pada Rapat Paripurna DPR RI ke-14, di ...